Bisnis.com, JAKARTA - PT Phapros Tbk. siap mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menyediakan produk-produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.
Direktur Pemasaran Phapros Syamsul Huda mengatakan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) itu terlibat dalam pengembangan produk implan, berkolaborasi dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan dokter spesialis bedah orthopedi.
Menurutnya, produk implan ini merupakan alat kesehatan atau seperti tulang buatan yang digunakan untuk menyambung tulang yang patah.
Dengan dikembangkannya produk implan, maka kebutuhan produk implan di Indonesia yang selama ini sebagian besar diimpor dan harganya cukup mahal dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.
“Diprediksi harga implan ini nantinya bisa lebih murah antara 30% hingga 40% dari harga implan yang ada di pasaran saat ini,” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (21/1/2014).
Menurut data dari Persatuan Bedah Orthopedi Indonesia, potensi kebutuhan produk implan di Indonesia cukup besar dengan potensi pasar hampir Rp10 triliun.
Hal ini bisa dilihat dengan kejadian penyakit degeneratif tulang yang menyebabkan tulang mudah rapuh semakin meningkat, belum lago kejadian patah tulang karena kecelekaan juga cukup tinggi.
“Kenapa Phapros tertarik mengembangkan produk implan ini? Karena melihat potensi yang ada,” tegasnya.
Dua hal positif yang didapat dalam pengembangan produk implan ini, yaitu nilai ekonomis dengan nilai pasar yang cukup besar dan nilai nasionalisme dengan menggunakan produk hasil pengembangan bangsa sendiri untuk mendukung pelaksanaan BPJS.