Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. mencatatkan stagnasi pendapatan per pelanggan (ARPU) saat ARPU rivalnya, Indosat dan Telkomsel, terangkat setelah keduanya memutuskan untuk menaikkan tarif data.
Dikutip dari Info Memo XL pada 9 bulan pada 2018, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, ARPU keseluruhan turun 9% yakni dari Rp34.000 menjadi Rp31.000.
Perinciannya, ARPU pascabayar turun 10% dari Rp115.000 menjadi Rp103.000. Begitu pula dengan ARPU prabayar yang turun 9% dari Rp33.000 menjadi Rp30.000.
Namun, bila dibandingkan dengan kuartal II/2018, kondisi di kuartal III/2018 tak mengalami perubahan. ARPU pascabayar sebesar Rp103.000 dan Rp30.000 pada ARPU prabayar.
Padahal, sebelumnya, XL mengklaim telah melakukan penyesuaian tarif data secara bertahap pascalebaran. Di samping itu, XL mencatatkan pertumbuhan tipis di basis pelanggan yakni sebesar 3% dibandingkan dengan sembilan bulan pada 2017 dari 52,5 juta nomor menjadi 53,9 juta nomor.
Adapun, jumlah nomor pascabayar mencatatkan pertumbuhan tertinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2017 dengan kenaikan 51% dari 631.000 menjadi 954.000. Namun, bila dibandingkan dengan capaian di kuartal II/2018, kenaikan basis pelanggan pascabayar naik 63.000 nomor atau 7%. Perusahaan sebelumnya menargetkan agar jumlah nomor pascabayar di jaringan bisa menyentuh 1 juta nomor hingga pengujung tahun 2018.
Sementara itu, dari sisi nomor prabayar, pertumbuhan yang direalisasikan sebesar 2% dari 51,9 juta menjadi 52,9 juta nomor. Bila dibandingkan dengan capaian pada kuartal II/2018, tambahan nomor prabayar di jaringan sebesar 900.000 nomor selama 3 bulan atau sebesar 1,7%.
Dalam keterangan resminya, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pihaknya telah menaikkan tarif data secara hati-hati yakni dengan mengurangi diskon, komisi, dan elemen lain yang memengaruhi tarif.
"Sepanjang kuartal ke-3 ini, XL Axiata telah menyesuaikan tarif layanan data secara berhati-hati," ujarnya.
Baca Juga Jumlah Pelanggan Indosat Berkurang Lagi |
---|
Dia menyebut pada kuartal III/2018, pihaknya mampu memulihkan kondisi pascaregistrasi kartu prabayar dengan pertumbuhan pendapatan perusahaan sebesar 6% dibandingkan kuartal II/2018. Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2017, pendapatan kotor perusahaan naik dari Rp16,92 triliun menjadi Rp16,94 triliun.
Adapun, kontributor terbesar yakni layanan data dengan porsi 80%. Meskipun, bila dilihat dari segi trafik, pertumbuhannya masih melambat dengan 78% tak seperti pertumbuhan di tahun lalu yang berada di atas 100%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel