Operator Seluler Nilai Sistem Kontrol IMEI Belum Perlu

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 20 September 2018 | 11:17 WIB
Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Ririek Adriansyah di sela peluncuran paket perdana Telkomsel untuk turis asing/Telkomsel
Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Ririek Adriansyah di sela peluncuran paket perdana Telkomsel untuk turis asing/Telkomsel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Ririek Adriansyah mengatakan pihaknya belum melihat perlunya pengadaan peranti autentikasi oleh operator saat ini.

Menurutnya, operator memiliki pertimbangan tersendiri mengapa harus mengadakan peranti autentikasi yakni equipment identity register (EIR). Seperti diketahui, EIR menjadi salah satu prasyarat penerapan kontrol IMEI yang diharapkan mampu melindungi industri peranti seluler seperti pabrikan dan vendor serta konsumen dari peredaran ponsel ilegal. 

"Kalau dari sudut pandang kami, belum ada urgensi untuk melakukan pengadaan EIR oleh operator," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (20/9/2018).

Dia menyebut daripada harus melakukan kontrol IMEI, lebih baik memperketat mekanisme registrasi kartu SIM. Di samping itu, saat ini sudah terdapat pula teknologi penduplikasi IMEI. Pihaknya justru mempertanyakan mengapa harus melakukan pengawasan melalui kontrol IMEI. 

"Kalau tujuannya untuk penertiban penggunaan HP, bukannya lebih baik ditertibkan melalui registrasi SIM card yang lebih ketat dan akurat. Apalagi konon IMEI itu bisa dikloning," ujarnya saat dihubungi. 

Menurutnya, dari segi bisnis, industri telekomunikasi seluler masih dalam tahap pemulihan dari registrasi kartu dan perang harga sehingga memerlukan ruang yang lebih leluasa untuk bisa kembali pulih. Oleh karena itu, industri cenderung menghindari keputusan yang menambah beban perusahaan. 

"Setelah ada registrasi, perang harga dan sebagainya maka saat ini industri telco khususnya selular sedang dalam proses recovery agar industrinya lebih sehat. Karena itu berbagai hal [yang] mungkin berdampak negatif bagi industri perlu dihindari," kata Ririek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper