Kesaksian Zuckerberg di Hadapan Parlemen Eropa

Dhiany Nadya Utami
Rabu, 23 Mei 2018 | 15:26 WIB
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR AS mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna Facebook, di Capitol Hill di Washington, 11 April 2018./Reuters
CEO Facebook Mark Zuckerberg bersaksi di depan sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR AS mengenai penggunaan dan perlindungan data pengguna Facebook, di Capitol Hill di Washington, 11 April 2018./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Buntut dari kasus penyalahgunaan data Facebook masih panjang. Kali ini, CEO Facebook Mark Zuckerberg melakukan audiensi dengan Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, mengenai kasus tersebut.

Zuckerberg menghadap Parlemen Eropa pada Selasa (22/52018) untuk menjawab berbagai pertanyaan terutama mengenai bagaimana data jutaan pengguna Facebook bisa sampai ke pihak konsultan politik.

Mengutip Reuters, di hadapan Parlemen Eropa Zuckerberg menekankan pentingnya para pengguna Facebook di Eropa bagi perusahannya. Dia juga meminta maaf karena tidak melakukan cukup untuk mencegah penyalahgunaan tersebut.

 “Kami tidak tidak menyadari tanggung jawab kami secara penuh. Itu adalah kesalahan dan saya menyesalinya, ”katanya.

Kemudian, menanggapi tentang adanya rencana aturan untuk memperketat pengawasan atas Facebook, Zuckerberg menyatakan poinnya bukan apakah harus ada peraturan, tetapi peraturan apa yang harus ada.

Selain itu, Zuckerberg menolak untuk menjawab ketika anggota parlemen bertanya apakah ada penggunaan data silang antara Facebook dan anak perusahaan seperti WhatsApp atau apakah dia akan memberikan upaya untuk membiarkan pengguna memblokir iklan tertarget.

Facebook telah mendapat sorotan dari para politisi berbagai negara di dunia setelah terungkapnya kasus penyalahgunaan data yang terkait dengan konsultan politik Inggris yang bekerja pada kampanye Presiden AS Donald Trump, Cambridge Analytica.

Dalam kasus tersebut, data dari sekitar 87 juta pengguna Facebook terindikasi disalahgunakan, termasuk 1 juta di antaranya adalah data pengguna Facebook di Indonesia. Pun, seperti di Amerika Serikat dan Eropa, parlemen Indonesia telah memanggil pihak Facebook untuk mengklarifikasi masalah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper