Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2022, Deliveroo Catat Rugi di Atas Ekspektasi Analis

Rugi Deliveroo mencapai sekitar 68 juta poundsterling (US$82,1 juta) pada semester I/2022.
Seorang pekerja Deliveroo mengayuh sepeda melalui sebuah jalan di Liverpool, Inggris pada 18 Oktober 2017./REUTERS-Phil Noble
Seorang pekerja Deliveroo mengayuh sepeda melalui sebuah jalan di Liverpool, Inggris pada 18 Oktober 2017./REUTERS-Phil Noble

Bisnis.com, JAKARTA – Kerugian Deliveroo Plc melebar di bawah proyeksi analis setelah perusahaan menghasilkan penjualan dari platform new ad dan meningkatkan biaya yang dibebankan ke konsumen.

Dilansir dari Bloomberg pada Rabu (10/8/2022), kerugian atas laba yang disesuaikan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (ebitda) mencapai sekitar 68 juta poundsterling (US$82,1 juta) pada semester I/2022.

Kerugian tersebut melonjak jika dibandingkan dengan kerugian sebesar 25,8 juta poundsterling di periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, angka tersebut lebih baik dari proyeksi kerugian analis sebesar 73,3 juta poundsterling berdasarkan hasil survei Bloomberg.

Deliveroo berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan memangkas biaya setelah perusahaan pengiriman di seluruh industri mengalami perlambatan pertumbuhan pesanan yang lebih buruk dari perkiraan.

Kemudian di bulan Juli, perusahaan pengiriman makanan yang berbasis di London, Inggris memangkas proyeksi pertumbuhan pesanan tahun ini setelah konsumen terkena tagihan energi dan inflasi yang lebih tinggi.

“Apa yang saya katakan adalah keuntungan profitabilitas sangat jelas meskipun top-line lebih lemah dari yang kami inginkan. Kami mengambil keuntungan pangsa pasar di pasar utama kami. Proposisi nilai konsumen menjadi jauh lebih baik," kata Chief Executive Officer (CEO) Will Shu, dikutip dari Bloomberg pada Rabu (10/8/2022).

Diketahui, pendapatan naik menjadi 1,01 miliar poundsterling pada periode tersebut bila dibandingkan dengan perkiraan 985 juta poundsterling oleh analis dalam survei Bloomberg.

Perusahaan mengulangi panduannya untuk pertumbuhan nilai transaksi bruto (GTV) 4 hingga 12 persen untuk tahun ini. Namun, angka itu turun dari perkiraan sebelumnya 15 persen menjadi 25 persen.

Deliveroo mengusulkan untuk mengakhiri operasinya di Belanda. Negara ini menyumbang 1 persen dari GTV di babak pertama. GTV untuk setengahnya adalah 3,56 miliar pound dibandingkan dengan perkiraan 3,67 miliar.

Deliveroo telah meningkatkan upaya untuk menghasilkan lebih banyak uang, meluncurkan platform periklanan, dan menguraikan rencana untuk mencapai status impas dalam beberapa tahun ke depan.

Perusahaan mengatakan telah menghentikan operasinya juga di Spanyol tahun lalu karena tingkat investasi yang diperlukan untuk mempertahankan posisi kompetitif teratas terlalu besar.

Sementara, saingannya Just Eat Takeaway.com NV mencatat nilai bisnis Grubhub yang berbasis di Amerika Serikat (AS) sebesar 3 miliar euro (US$3,1 miliar). Mereka juga melaporkan bahwa pesanan melambat pada paruh pertama tahun ini, dan mengatakan akan memangkas pekerjaan di Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper