Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biar Dunia Bergejolak, Menko Airlangga Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai tingkat 5 persen dalam dua kuartal terakhir, di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 mencpai 5,02 persen dan kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih kuat di tengah gejolak global yang tinggi. /Antara Foto-Muhammad Adimaja
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih kuat di tengah gejolak global yang tinggi. /Antara Foto-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih kuat di tengah gejolak global yang tinggi.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang telah mencapai tingkat 5 persen dalam dua kuartal terakhir, di mana pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 mencpai 5,02 persen dan kuartal I/2022 mencapai 5,01 persen.

Tingkat inflasi Indonesia, lanjut Airlangga, masih lebih rendah dibandingkan banyak negara lain, tercermin dari inflasi tahunan pada Mei 2022 yang mencapai 3,55 persen.

“Ekonomi Indonesia juga positif di kuartal II, yang diharapkan sesuai perhitungan 4,7 hingga 5,2. Jika terjadi, itu menunjukkan kebijakan Indonesia di jalur yang benar dan negara lain mau belajar dari Indonesia,” katanya dalam acara UI International Conference on G20, Kamis (16/6/2022).

Airlangga mengatakan, hal ini juga tercermin dari terpilihnya Presiden Joko Widodo sebagai anggota Global Crisis Response Group (GCRG).

“Indonesia dipilih karena kita memiliki pengalaman dalam menangani hal ini [krisis] pada tahun 1998 dan 2008, dan juga pada masa pandemi. Diantaranya, kebijakan fiskal Indonesia yang sehat,” tuturnya.

Sementara itu, Airlangga mengatakan, sebanyak 60 negara saat ini tengah mengalami kesulitan dan 40 di antaranya berpotensi menjadi negara gagal. Perang Rusia Ukraina semakin memperparah krisis pandemi Covid-19 yang saat ini masih berlangsung.

Perang Rusia Ukraina yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga komoditas global juga turut mengerek inflasi di banyak negara.

Dalam situasi tersebut, kata Airlangga, banyak negara yang kemudian mengambil sikap proteksionis dan mereka berusaha untuk melindungi kepentingan mereka sendiri. Di sisi lain, pemerintah menyadari bahwa saling ketergantungan antar negara dan menyeimbangkan suara negara menjadi sangat penting. Oleh karena itu Indonesia memegang peran penting, sebagai pemegang Presidensi G20, untuk dapat memobilisasi kepentingan seluruh negara, baik negara maju, berkembang, maupun rentan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper