Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wuih! Kepincut Industri Mobil Listrik, Perusahaan Tambang Berlomba Cari Nikel

Manuver sebagian besar perusahaan tambang untuk melengkapi portofolio nikel itu turut dibentuk dari keyakinan ihwal pasar produk hilir nikel dalam negeri yang sudah mulai terbentuk lewat investasi cukup besar dari pemodal asing di dalam negeri.
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA FOTO-Basri Marzuki
Articulated dump truck mengangkut material pada pengerukan lapisan atas di pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Soroako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Kamis (28/3/2019)./ANTARA FOTO-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan tambang besar berbondong-bondong memperlebar portofolio bisnis pada industri nikel dalam negeri. Peralihan konsentrasi investasi itu dipicu oleh prospek industri hilir nikel nasional yang dianggap bergerak positif seiring dengan komitmen pemerintah untuk ikut bergabung di dalam rantai pasok global komponen dan baterai kendaraan listrik global.

Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan manuver itu turut dibentuk dari keyakinan ihwal pasar produk hilir nikel dalam negeri yang sudah mulai terbentuk lewat investasi yang cukup besar dari pemodal asing di dalam negeri.

“Pasarnya sudah terbuka, baterai kendaraan listrik sudah ada, Hyundai sudah buat pabrik kendaraan listrik di Bekasi cuma belum resmi diumumkan karena mobilnya pasar ekspor bukan dalam negeri,” kata Djoko melalui sambungan telepon, Rabu (11/5/2022).

Djoko mengatakan harga olahan nikel itu belakangan bakal dapat bertahan stabil di tengah permintaan pasar yang sudah mulai terbentuk dari rantai pasok global tersebut. Di sisi lain, kata dia, permintaan untuk produk hilir nikel itu juga diproyeksikan bakal meningkat seiring dengan peningkatan produksi kendaraan listrik ke depan.

Dia menuturkan sebagian besar perusahaan induk tambang yang bergerak di sektor batu bara juga ikut memperlebar investasi mereka pada industri hilir nikel. Manuver itu, kata dia, diambil untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di tengah isu pengurangan penggunaan bahan bakar fosil.

“Perusahaan yang punya Anthony Salim juga sudah mulai ke arah nikel jadi banyak yang berlomba ke sana, yang jelas induk dari industri tambang yang besar-besar Grup Astra juga mulai merambah ke nikel ini berhasil atau tidak kita tidak tahu,” kata dia.

Di sisi lain, dia mengatakan, meningkatnya minat perusahaan tambang untuk memperlebar portofolio bisnis mereka pada industri hilir nikel ikut menggerek naik harga akuisisi perusahaan yang bergerak di kegiatan pemurnian nikel atau smelter.

Berdasarkan catatan IMA, cadangan nikel dalam negeri dapat bertahan selama 47 tahun dengan kapasitas produksi rata-rata 39 juta wet ton per tahun.

“Jika kita cepat mengisi kesempatan maka tahun emas 2045 semakin dekat, nikel kadar rendah berlimpah dengan proses HPAL, kita memperoleh bahan dasar untuk baterai,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper