Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Moody's: Kinerja Ekonomi di Kuartal I Sinyal Kuat Indonesia Siap Hadapi Kenaikan Suku Bunga

Moody's Analytics menilai kinerja ekonomi positif pada awal tahun ini merupakan sinyal bahwa Indonesia siap berhadapan dengan kenaikan suku bunga.
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto aerial Simpang Susun Semanggi di Jakarta, Jumat (14/7). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Moody's Analytics menilai bahwa Indonesia berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi setelah produk domestik bruto atau PDB berhasil tumbuh 5,01 persen pada kuartal I/2022. Kinerja itu dinilai sebagai sinyal bahwa Indonesia siap berhadapan dengan kenaikan suku bunga.

Associate Economist Moody's Analytics Gabriel Tay menjelaskan bahwa Indonesia berhasil mempertahankan tren pertumbuhan ekonominya dengan stabil dari posisi kuartal sebelumnya. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi kuartal IV/2021 ada di dangka 5,02 persen.

Gabriel menilai bahwa kinerja pertumbuhan PDB yang kuat pada kuartal I/2022, dan tingkat inflasi yang naik 3,47 persen akan menjadi pertimbangan krusial bagi Bank Indonesia terkait normalisasi kebijakan moneter. Moody's Analytics pun berpandangan bahwa fundamental ekonomi Indonesia siap menghadapi kenaikan suku bunga.

"Bank sentral telah berulang kali mengatakan bahwa karena ketidakpastian makroekonomi, dia [Bank Indonesia] tidak akan menilai kembali suku bunga hingga paruh kedua tahun ini. Tingkat pertumbuhan PDB kuartal I/2022 akan memberikan sejumlah jaminan bahwa ekonomi siap untuk kenaikan suku bunga," tulis Gabriel dalam risetnya, dikutip pada Selasa (10/5/2022).

Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap terjaga di tengah dua tantangan utama, yakni pandemi Covid-19 dan invasi Rusia ke Ukraina. Konflik geopolitik itu mendongkrak harga komoditas secara global, tetapi Indonesia justru menuai berkah dari kenaikan ekspor batu bara, minyak sawit, dan mineral seperti nikel, untuk memenuhi pasokan global.

Pertumbuhan PDB Indonesia terjadi di berbagai jenis industri, dengan yang terbesar di industri transportasi dan penyimpanan yakni 15,8 persen. Pertumbuhan lainnya di antaranya terjadi di sektor perdagangan dan perbaikan (5,7 persen), serta manufaktur (5,1 persen).

Ekspor Indonesia pada kuartal I/2022 tercatat tumbuh 16,2 persen dan impor tumbuh 15,0 persen. Kinerja ekspor tertopang oleh tingginya harga komoditas unggulan, sementara kenaikan impor sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi di dalam negeri sehingga kebutuhan bahan baku meningkat.

"Kami memperkirakan perdagangan luar negeri akan tetap menjadi titik terang perekonomian karena Indonesia akan mendapat manfaat dari rantai pasokan yang ketat dan harga komoditas yang meningkat," tulis Gabriel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper