Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perekonomian RI Kuartal I Diramal Tumbuh 4,75 Persen, Kok Bisa?

Investasi dan ekspor diyakini menjadi pendongkrak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2022.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - LPEM FEB UI memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal I/2022 mampu tumbuh 4,85 persen secara tahunan, dengan estimasi pada kisaran 4,75 persen hingga 4,95 persen.

Dalam Laporan Analisis Makroekonomi yang dipublikasikan LPEM FEB UI, Jumat (6/5/2022), mereka menyebut Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan domestik dan mancanegara. Tekanan baik dari sisi eksternal maupun domestik telah memicu risiko inflasi di tengah pemulihan ekonomi.

Di satu sisi, faktor pull dari sisi permintaan telah mendorong daya beli seiring peningkatan aktivitas produksi, mobilitas masyarakat, dan pecahnya pent-up demand. Namun di sisi lain, faktor push dari peningkatan harga bahan baku menekan daya beli masyarakat.

“Terlepas dari disrupsi akibat varian Omicron di awal tahun 2022, kuartal I/2022 masih menunjukkan pertumbuhan aktivitas ekonomi dan performa yang baik dari neraca perdagangan. Oleh karena itu, pertumbuhan PDB di kuartal I/2022 diestimasi berkisar 4,85 persen,” seperti dikutip Bisnis, Jumat (6/5/2022).

Pemulihan ekonomi yang kuat pada kuartal I/2022 tercermin dari realisasi investasi yang mencapai Rp282,4 triliun atau tumbuh sebesar 28,5 persen secara tahunan.

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir.

Di samping itu, perdagangan luar negeri Indonesia terus mencatat kinerja yang relatif kuat, meski ada tekanan eksternal yang berasal dari pemulihan global dan konflik antara Rusia dan Ukraina.

Meski volume ekspor dan impor global tumbuh melambat akibat terganggunya permintaan dari Rusia akibat beberapa larangan dan sanksi dari Uni Eropa dan AS, lonjakan harga komoditas diyakini membawa pengaruh. Momentum ini diharapkan berdampak bagi neraca perdagangan Indonesia secara keseluruhan, yang kembali mencatatkan surplus sebesar US$9.33 miliar pada kuartal I/2022.

“Terlepas dari berbagai tantangan, kami masih berpandangan pertumbuhan ekonomi untuk keseluruhan tahun 2022 akan kembali ke level pra-pandemi di kisaran 5,0 persen,” tulis LPEM FEB UI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper