Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbang Perdana Hari Ini, Segini Tarif Pelita Air

Perdana, Pelita Air membuka rute menuju ke Bali. Selanjutnya, maskapai merencanakan rute penerbangan ke Yogyakarta.
Pesawat A320 yang dioperasikan Pelita Air./ Dok. Istimewa
Pesawat A320 yang dioperasikan Pelita Air./ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Pelita Air Services (PAS) resmi mengudara pada momentum menjelang libur lebaran 2022 pada 28 April 2022 menawarkan layanan di kelas medium.

"Sejalan dengan periode Lebaran 2022, kami berikan kapasitas untuk masyarakat dengan harga terjangkau. Jadi kan ini ada keterbatasan kapasitas. Saat ini tarifnya Rp1,68 juta one way," kata Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan Kamis (28/4/2022).

Dendy memaparkan secara bertahap pihaknya telah membuka rute menuju ke Bali terlebih dahulu. Sementara untuk destinasi selanjutnya yang sedang direncanakan adalah Yogyakarta. Sejauh ini ,kata dia, untuk pembukaan rute ke dua menuju Yogyakarta juga akan dilakukan pada tahun ini karena sudah mengantongi izin terkait slot dan rute tersebut.

Menurutnya, sesuai dengan arahan penugasan dari Kementerian BUMN, Pelita hanya akan melayani rute-rute domestik.

"Jadi kami kuatkan frekuensi dulu di Denpasar. Ini kan baru sekali, kita tambah frekuensi dulu ke Denpasar. Baru nanti tebang ke destinasi domestik yang baru," imbuhnya.

Dalam penerbangan perdananya, tercatat kapasitas penumpang mencapai 109 orang dari total ketersediaan 180 kursi. Kendati memang tingkat keterisian penumpang belum penuh karena masih berupa penerbangan perdana, Dendy optimistis jumlah penumpang kedepannya akan semakin tinggi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Indonesia sebagai negara kepulauan memang lebih baik berstrategi menguatkan penerbangan domestik. Alasannya, pasar domestik penerbangan dapat turut serta membangun pertumbuhan ekonomi domestik itu harus dijaga dan dibangun.

Sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk hampir mencapai 273 juta, Erick menekankan kue ekonomi penerbangan domestik sebelum Pandemi Covid-19 mencapai Rp1.400 triliun. Kue ekonomi tersebut berasal dari pariwisata, perjalanan dinas, dan lainnya. Angka kue pasar domestik ini jauh berbeda dengan Internasional yang hanya Rp300 triliun.

"Apa kita mau jadi bangsa gaya-gayaan? Karena terbang ke luar negeri jadi keren," tuturnya.

Menurutnya hal terpenting dalam pemulihan industri penerbangan adalah kesejahteraan dan pembukaan lapangan kerja dalam negeri.

"Dengan situasi saat ini belum normal, dan harga tiket mahal sekali di mana-mana. Kembali, BUMN intervensi, ketika ketidakseimbangan terjadi. Maka kita luncurkan Pelita Air untuk balance market," tekannya.

Erick mengingatkan bahwa Pelita harus dikelola dengan prinsip GCG tidak seperti yang lain. Dengan demikian manajemen Pelita harus profesional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper