Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Alat Berat Komatsu Moncer, United Tractors (UNTR) Kerek Target

Pada kuartal I/2022 penjualan Komatsu tercatat sebesar 1.694 unit, melonjak 146 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 688 unit. Adapun, sepanjang tahun ini target penjualan Komatsu ditetapkan sebesar 3.700 unit.
Alat berat merek Komatsu. Istimewa
Alat berat merek Komatsu. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Distributor alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) mencatatkan kinerja moncer pada penjualan alat berat Komatsu pada kuartal pertama tahun ini. Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K Loebis mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan untuk merevisi target tahunan perseroan.

Pada kuartal I/2022 penjualan Komatsu tercatat sebesar 1.694 unit, melonjak 146 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 688 unit. Adapun, sepanjang tahun ini target penjualan Komatsu ditetapkan sebesar 3.700 unit. Artinya, capaian pada kuartal pertama telah menutupi 45,78 persen dari target tahun ini.

"Melihat perkembangannya, saat ini kami sedang melakukan review dan analisa apakah akan dilakukan penyesuaian atas target tahun ini," kata Sara saat dihubungi Bisnis, Kamis (28/4/2022).

Sementara ini, lanjutnya, diskusi intensif dengan produsen dan prinsipal sedang dilakukan untuk memastikan penyesuaian pasokan unit.

Sementara itu, sektor pertambangan masih menjadi kontributor terbesar yakni 60 persen dari penjualan di kuartal pertama 2022. Selanjutnya disumbang oleh sektor konstruksi 18 persen, kehutanan 12 persen, dan perkebunan 9 persen.

"Rasanya [kontributor terbesar pertumbuhan] masih di tambang dan konstruksi. Karena jalannya proyek-proyek konstruksi saat ini lebih lancar dibandingkan tahun lalu yang masih menyesuaikan dengan prokes pandemi," jelasnya.

Sara mengatakan sejauh ini pihaknya tidak mengalami kesulitan untuk masuk ke proyek-proyek konstruksi pemerintah. Pasalnya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk-produk Komatsu umumnya sudah berada di atas 40 persen.

"Unit Komatsu ada di e-katalog, jadi seharusnya tidak masalah digunakan di proyek pemerintah," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper