Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Kelas Menengah Atas Diproyeksi Naik, Terdorong Momentum Lebaran dan Mudik

Perbaikan konsumsi tersebut tercermin dari sejumlah indikator, seperti Indeks Keyakinan Konsumen, kinerja penjualan eceran, dan PMI manufaktur yang tetap kuat.
Sejumlah mobil melaju di ruas tol Boyolali-Solo di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah mobil melaju di ruas tol Boyolali-Solo di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan mudik Lebaran pada tahun ini, sejalan dengan membaiknya mobilitas masyarakat di tengah terkendalinya pandemi Covid-19, diperkirakan akan mendorong konsumsi masyarakat, khususnya kelompok masyarakat menengah ke atas.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan perbaikan konsumsi tersebut tercermin dari sejumlah indikator, seperti Indeks Keyakinan Konsumen, kinerja penjualan eceran, dan PMI manufaktur yang tetap kuat.

Menurutnya, pada momentum Lebaran tahun ini, masyarakat kelas menengah ke atas akan lebih masif berbelanja. Pasalnya, sentimen konsumsi kelompok masyarakat ini bergantung pada pengendalian Covid-19.

“Kalau pandemi lagi tinggi mereka akan menahan konsumsi, sebaliknya kalau penanganan baik, mereka akan melakukan konsumsi lebih. Kelompok masyarakat ini akan ikut mendorong konsumsi dan mempengaruhi dinamika konsumsi terutama di kuartal II,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/4/2022).

Sementara itu, Yusuf mengatakan konsumsi kelas menengah ke bawah akan sangat bergantung pada angka inflasi terutama pada periode Lebaran ini.

“Kalau inflasi tinggi dan berada di luar proyeksi yang diperkirakan pemerintah, maka pertumbuhan konsumsi kelas menengah ke bawah tidak akan semasif kelompok menengah ke atas,” jelasnya.

Konsumsi kelas menengah ke bawah pun, menurutnya, sangat dipengaruhi oleh kompensasi bantuan sosial oleh pemerintah.

Dengan konsumsi yang diperkirakan positif pada kuartal II/2022, Yusuf memperkirakan perekonomian pada periode ini sudah mulai memasuki tahap normalisasi.

“Angka sementara kami perkirakan pertumbuhan ekonomi yang disumbang oleh mudik dan aktivitas perekonomian lain, belanja pemerintah dan investasi bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II di kisaran 5,0-5,3 persen. Angka ini bisa berubah mengikuti perkembangan atau dinamika perekonomian di sisa kuartal 2 ini,” kata Yusuf.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper