Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daging Sapi Segar Mahal, Konsumen Bisa Berburu Daging Sapi Beku Harganya Rp95 Ribu per Kg

Berbeda dengan sapi beku, sapi segar saat ini harganya berada di kisaran Rp 130-140 ribuan. Lebih murahnya harga daging sapi beku dikarenakan produk tersebut telah jauh hari diimpor dari berbagai negara.
Ilustrasi daging sapi beku/Perumda Dharma Jaya
Ilustrasi daging sapi beku/Perumda Dharma Jaya

Bisnis.com, JAKARTA-Di tengah terkereknya daging sapi segar, berbeda dengan daging sapi beku yang masih relatif stabil harganya, yakni Rp 95 ribu per kilogram hingga menjelang Lebaran. Sedangkan untuk daging kerbau harganya di kisaran Rp85 ribu.

Ketua Asosiasi Pengusaha Impor Daging Indonesia (Aspidi), Suhandri menyebut saat ini daging sapi beku masih tersedia 13 ribu ton stoknya. “Yang terserap kurang lebih saat ini 13 ribuan ton. Impornya dari Australia 60 persen, Amerika 25 persen dan Selandia Baru 15 persen,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (26/4/2022).

Menurut dia, daging sapi beku tidak tersedia di pasar tradisional, melainkan hanya tersedia di supermarket dan bazar-bazar.

Berbeda dengan sapi beku, sapi segar saat ini harganya berada di kisaran Rp 130-140 ribuan. Hendra menjelaskan daging sapi lebih murah lantaran memang sudah diimpor sejak Januari dan Februari.

“Bukan lebih murah sebetulnya, karena daging ini diprosesnya dari Januari atau Februari masuknya. Harganya belum naik,” jelas Hendra

Meskipun pasokan daging beku cukup banyak, Suhandri menjelaskan bahwa keadaan itu tidak akan membuat harga daging sapi segar atau potong harganya turun.

“Dagin beku ini memang tidak membuat daging segar turun, karena pasarnya berbeda. Daging beku baru bisa dimasak 16 jam kemudian, beda dengan daging segar. Beli pagi langsung diolah bisa,” ungkapnya.

Suhandri menjelaskan, sejatinya harga daging beku pun mengalami kenaikan sejak pandemi Covid-19. Hal ini disebabkan rantai pasok yang terganggu.

“Tahun lalu saya sediakan 15 ribu ton tidak habis, yang terserap paling 7.500. Sekarang yang terserap hampir 15 ribu ton. Namun juga belum menyentuh normal, karena kalau normal itu 25 ribu to habis. Untuk hargaya sekitar 11 persen kenaikannya,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper