Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jerman Peringatkan Ancaman Stagflasi Akibat Perang Rusia-Ukraina

Perekonomian Jerman terancam menyusut hampir 2 persen pada tahun ini jika konflik terus tereskalasi dan berlanjutnya embargo batu bara, minyak, dan gas dari Rusia.
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti
Suasana menjelang sore di kawasan Romerberg, Frankfurt-Jerman, ketika virus corona (Covid-19) mulai menyebar di negara-negara di kawasan Eropa awal Februari 2020. BISNIS.COM-Nurbaiti

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner memperingatkan risiko stagflasi pada ekonomi terbesar Eropa ini sebagai dampak peperangan di Ukraina.

"Bahaya stagflasi itu nyata. Ada bahaya kemiskinan bagi banyak orang," kata Lindner pada Sabtu dalam pidato konferensi partai liberal Free Democrats, seperti dikutip Bloomberg pada Minggu (24/4/2022).

Skenario pemulihan tampaknya akan semakin menantang untuk diwujudkan lantaran para investor khawatir adanya kenaikan harga yang disebabkan oleh invasi Rusia dapat menurunkan pendapatan. 

Perekonomian Jerman terancam menyusut hampir 2 persen pada tahun ini jika konflik terus tereskalasi dan berlanjutnya embargo batu bara, minyak, dan gas dari Rusia.

Bundesbank telah memperingatkan adanya keterbatasan pasokan listrik bagi penyedia listrik dan industri.

Lindner mengatakan jika minat investor semakin memudar, maka stagflasi bisa berubah cepat menjadi krisis stabilitas yang jauh lebih serius.

“Itulah mengapa kita harus mengambil sikap tegas terhadap ini,” ungkapnya.

Di sisi lain, Lindner masih menekankan pentingnya mendesak perekonomian Rusia sehingga sanksi tersebut dapat menghentikan Presiden Vladimir Putin.

"[Sanksi negara Barat masih perlu ditegakkan] hingga beberapa bulan, atau mungkin tahun dan kemungkinan secara permanen," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper