Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah Pesawat Nasional Susut, INACA: Pelita Air Bisa Jadi Solusi

INACA menilai operasional Pelita Air bisa menjadi solusi jumlah pesawat nasional yang susut akibat pandemi Covid-19.
Pesawat Pelita Air sedang bersiap lepas landas./ Dok. Istimewa
Pesawat Pelita Air sedang bersiap lepas landas./ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carrier's Association (INACA) mengharapkan kehadiran Pelita Air Services (PAS) dapat mengatasi isu kelangkaan jumlah pesawat maskapai nasional.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja menjelaskan imbas pandemi Covid-19 telah membuat jumlah maskapai menyusut akibat dikembalikan kepada lessor. Tak hanya dikembalikan, sejumlah pesawat tak bisa digunakan karena maskapai masih menyelesaikan sejumlah negosiasi kepada lessor terkait keringanan tarif sewa maupun jatuh tempo kontrak.

Denon berpendapat dengan kehadiran maskapai-maskapai baru yang membuka rute domestik bisa menjadi salah satu solusi menjawab isu tersebut.

"Kami meliht dengan sudut pandang ada sisi positifnya. Dengan Pelita Air masuk ke penerbangan domestik, kapasitas angkut bertambah," ujarnya, Rabu (13/4/2022).

Denon juga meyakini bahwa ekonomi akan segera pulih, seperti yang di tulis dalam whitepaper INACA. Pulihnya penerbangan kembali seperti sebelum Covid-19 akan terjadi pada 2024.

INACA memperkirakan jumlah penumpang baik domestik dan internasional mengalami peningkatan menjadi 53 juta orang pada 2022 sejalan dengan relaksasi aturan perjalanan dan pembukaan rute internasional secara bertahap.

Menurutnya, perkembangan kasus pandemi Covid-19 ini telah menunjukkan adanya perbaikan dan harapan baru terhadap Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Hal tersebut juga didukung dengan rencana pemerintah mengubah status pandemi menjadi endemi yang bakal berdampak positif kepada maskapai, bandara, dan pengguna jasa.

Denon menilai relaksasi tersebut dapat menggeliatkan kembali perjalanan udara pada tahun ini dari kondisi sebelumnya saat dilanda pembatasan.

“Pada 2022 ini, jumlah penumpang angkutan udara diperkirakan meningkat menjadi 53 juta penumpang sejalan dengan relaksasi kebijakan dan dibukanya secara bertahap perjalanan internasional,” jelasnya.

Lebih jauh, berdasarkan kajian white paper yang telah disusun oleh INACA, pemulihan penerbangan domestik akan membaik mulai 2022 dan optimal pada 2024. Sementara untuk penerbangan internasional akan membaik pada akhir 2023 dan optimal pada 2026.

Denon pun kembali mengingatkan bahwa bisnis penerbangan menuju normal baru harus dikontrol dengan baik tak hanya mengandalkan teknologi semata tetapi juga memperhatikan kualitas layanan.

Berdasarkan pernyataan Sekretaris Dirjen Perhubungan Udara Nur Isnin, saat ini jumlah pesawat yang dikuasai oleh maskapai sebelum pandemi Covid-19 melanda adalah hampir mencapai lebih dari 600 pesawat.

Namun, pandemi telah menyebabkan kepemilikan maskapai terhadap jumlah pesawat turun hampir 50 persen sampai 60 persen. Kondisi tersebut lantaran sejumlah pesawat tersebut sebagian sudah dikembalikan kepada para lessor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper