Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 di China Makin Ganas, Harga Minyak Amblas

Harga minyak dunia hari ini, Senin (11/04/2022) terpantau amblas setelah pekan sebelumnya mengalami penurunan.
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara
Ilustrasi harga minyak mentah turun/Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia hari ini, Senin (11/04/2022) terpantau amblas setelah pekan sebelumnya mengalami penurunan. Harga minyak jenis Brent tercatat mengalami koreksi sebesar 1,76 persen menjadi berada di level US$100,97 per barel. Sementara itu, minyak jenis light sweet atau WTI mengalami penurunan sebesar 1,75 persen menjadi seharga US$96,54 per barel.

Penyebab amblasnya harga emas hitam pada hari ini ini adalah kondisi Negeri Tirai Bambu sebagai salah satu konsumen minyak terbesar di dunia tengah mengalami lockdown total. China memperketat kebijakan lockdown karena merebaknya infeksi Covid-19. Pusat bisnis dan ekonomi China, Shanghai menjadi kota dengan tingkat infeksi Covid-19 yang parah.

Data resmi pemerintah China menunjukkan sebanyak 26.000 kasus Covid-19 baru terjadi di Shanghai, yang tercatat sebagai wabah terbesar yang dialami China meskipun lockdown ketat telah dijalani oleh kota berpenduduk 25 juta jiwa tersebut. Kasus Covid-19 naik drastis dari 9.006 kasus pada tanggal 3 April silam.

Sejauh ini, belum ada kabar mengenai kapan lockdown akan dihentikan, meskipun banyak warga yang mengeluh akibat sulitnya mengakses bahan pangan dan obat-obatan.

Akibat lockdown di China, permintaan minyak di China menurun drastis hingga 1,2 sampai 1,3 juta barel minyak per hari (BOPD). Data menunjukkan bahwa setengah dari berkurangnya permintaan minyak berasal dari permintaan avtur. Sebelum wabah Covid-19 menghantam China, permintaan minyak harian di Negeri Panda pada bulan Januari dan Februari mencapai 13,7 juta BOPD, berdasarkan data dari konsultan energi FGE yang dikutip dari Bloomberg.

Lockdown total Shanghai dan keparahan situasi ini benar-benar tak terduga. Kalaupun lockdown di Shanghai berakhir, tetap ada risiko hilangnya permintaan sebesar setengah juta barel minyak per hari karena adanya kemungkinan lockdown di kota lain [di China],” jelas seorang analis konsultan energi FGE, dikutip dari Bloomberg, Senin (11/04/2022).

Lockdown di China berdampak pada penurunan konsumsi minyak, yang menyebabkan kekhawatiran trader minyak. Selain karena merebaknya Covid-19 di China, upaya Amerika melepaskan 1 juta barel cadangan minyak nasionalnya untuk meningkatkan ekspor dan menggantikan absennya minyak Rusia dari perdagangan global juga berkontribusi terhadap amblasnya harga minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper