Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Punya Kawasan Industri Morowali, RI Masih Ketergantungan Impor Alkes

Indonesia masih ketergantungan impor alkes kendati sudah memiliki Kawasan Industri Morowali.
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool
Petugas kesehatan memeriksa alat kesehatan di ruang IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Senin (23/3/2020). Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu siap digunakan untuk menangani 3.000 pasien. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan tingginya impor alat kesehatan (alkes) belakangan ini disebabkan karena ketergantungan industri hilir pada bahan baku impor yang belum mampu dipenuhi barang lokal. Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin Dini Hanggandari mengatakan hal itu membuat industri alat kesehatan dalam negeri masih relatif bergantung pada impor.

“Masalah yang ada bahan baku yang dipasok untuk industri kecil menengah kita tergantung impor seperti bahan baku medical grade hampir seluruhnya kita masih impor,” kata Dini saat memberi keterangan dalam FGD Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Jakarta, Jumat (8/4/2022).

Adapun pasokan dari sektor hulu masih relatif terbatas untuk aktivitas industri pada tingkat hilir alat kesehatan dalam negeri. Misalkan, dia mencontohkan, bahan baku medical grade Alkes membutuhkan stainless steel 316L yang pasokannya terbatas di dalam negeri. Padahal, Indonesia memiliki Kawasan Industri Morowali sebagai pengekspor stainless steel terbesar di dunia.

“Kami mencoba mencari stainless steel jenis tertentu walau terbesar ada di Morowali ternyata stainless steel yang diperlukan itu tidak diproduksi di Morowali karena jenis stainless steel di sana tinggi bagus tapi diekspor,” kata dia.

Dengan demikian, kata dia, kementeriannya tengah menjajaki investasi baru terkait dengan pemenuhan bahan baku untuk mendorong kemandirian industri alat kesehatan dalam negeri.

“Siapa investor yang mau tentunya tidak mudah kan untuk menarik investasi atau industri dalam negeri sendiri yang bisa berinvestasi di Indonesia kalau kemandirian seperti itu kita bisa membuat apa yang masih tidak ada,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan dirinya sedih melihat anggaran pemerintah baik APBN, APBD dan anggaran BUMN justru dibelanjakan untuk produk-produk impor.

Bahkan, Jokowi menyebut bodoh apabila anggaran ribuan triliun tersebut masih saja tidak dibelanjakan untuk membeli produk buatan industri dan UMKM dalam negeri.

“Cek yang terjadi sedih saya. Belinya barang-barang impor semuanya. Padahal kita memiliki untuk pengadaan barang dan jasa anggaran modal pusat itu Rp 526 triliun. Di daerah? Wagub, pak bupati, pak wali 535 triliun. Lebih gede daerah,” ujar Jokowi Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia yang disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper