Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel (KRAS) Bidik Ekspor Baja 260.000 Ton Tahun Ini

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membidik volume ekspor baja mampu mencapai 260.000 ton pada tahun ini.
Kapal operasional PT Krakatau Bandar Samudera atau Krakatau International Port (KIP). Anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) tersebut telah merealisasikan layanan bunkering BBM Low Sulphur Fuel OIL (LSFO) perdana di Selat Sunda pada Jumat (27/8/2021).
Kapal operasional PT Krakatau Bandar Samudera atau Krakatau International Port (KIP). Anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) tersebut telah merealisasikan layanan bunkering BBM Low Sulphur Fuel OIL (LSFO) perdana di Selat Sunda pada Jumat (27/8/2021).

Bisnis.com, JAKARTA – PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) kembali mencatatkan rekor volume ekspor bulanan tertinggi pada Maret 2022 sebesar 116.406 ton.

Direktur Komersial Krakatau Steel Melati Sarnita mengatakan tahun ini pihaknya membidik volume ekspor 260.000 ton, atau hampir sama dengan capaian 2021 sebesar 262.715 ton.

"Target export volume 2022 di 260 kilo ton [260.000 ton], karena memang prioritas utama kami suplai domestik," katanya kepada Bisnis, Kamis (7/4/2022).

Adapun, produk baja yang dikirim untuk ekspor pada bulan lalu yakni Hot Rolled Coil (HRC) dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO). Sejumlah negara yang menjadi tujuan ekspor antara lain, Pakistan, ke Vietnam, ke Turki, ke Yunani, dan ke Italia.

Pada Januari lalu, KRAS telah mengapalkan baja sebesar 63.731 ton, antara lain ke Pakistan sebesar 27.000 ton dan menyusul ke Italia sebesar 30.000 ton. Dengan demikian, pada kuartal I/2022, volume ekspor KRAS telah mencapai 180.137 ton.

Sejumlah pasar baru yang diupayakan perseroan antara lain Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan, dan beberapa negara tetangga di Asean.

Volume ekspor tahun lalu sebesar 262.715 ton meningkat 104 persen persen dibandingkan 2020 yang sebesar 128.342 ton. Adapun, penjualan ekspor ini berkontribusi 14,6 persen dari total penjualan Krakatau Steel pada 2021 sebesar 1.791.000 ton senilai Rp30,9 triliun.

"Dengan kinerja yang semakin baik ini, kami yakin pada 2022 ini pun Krakatau Steel akan kembali mencatatkan peningkatan kinerja melalui peningkatan penjualan," kata Melati.

Sementara itu, selain bergerak di industri hulu dan antara, belakangan Krakatau Steel juga merambah bisnis produk hilir. Baru-baru ini, perseroan meneken kerja sama dengan PT Tata Metal Lestari dalam pengembangan bangunan hunian berbahan dasar konstruksi baja modern.

Direktur Pengembangan Usaha Krakatau Steel Purwono Widodo mengatakan sebagai pelaku industri baja hulu dan antara, langkah ini terbilang sebuah terobosan, meski bisa dipandang sebagai munculnya pesaing baru oleh pelaku industri hilir.

Namun demikian, dia mengklaim bahwa masuknya KRAS ke sektor baru ini bertujuan mengembangkan industri hilir. Selain itu, juga sebagai edukasi pasar terhadap produk-produk baja hilir dengan kualitas premium.

"KS ini kan BUMN dan Tbk. Tidak mungkin kami akan bersaing. Terbukti waktu kami fokus di baja hulu dan antara, mereka [pelaku industri baja] berkembang semua bersama kami," kata Purwono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper