Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Lebaran, Barang Tekstil Impor Ilegal Mulai Masuk

Di tengah merangkak naik permintaan tekstil seiring Ramadan dan Lebaran, pelaku industri mengingatkan kemungkinan maraknya penyelundupan barang dari luar negeri secara ilegal.
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman
Sejumlah karyawan tengah memproduksi pakaian jadi di salah satu pabrik produsen dan eksportir garmen di Bandung, Jawa Barat, Selasa (25/1/2022). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) melaporkan indikasi masuknya barang impor ilegal menjelang Ramadan dan Lebaran. Ketua Umum APSyFI Redma Gita Wirawasta mengatakan pasar Lebaran tahun ini diproyeksi akan menopang pemulihan industri tekstil melihat kondusifitas sisi suplai dan permintaan sejak awal 2022.

Namun, yang mengkhawatirkan adalah masuknya barang impor secara ilegal karena akan mereduksi kinerja produk lokal di pasaran.

"Beberapa hari terakhir ini kami dengar barang impor sudah mulai masuk. Itu pasti ilegal, karena kalau legal harus ada persetujuan impor dan kementerian juga tidak mengeluarkan izin impor yang baru, jadi pasti ilegal," kata Redma kepada Bisnis, Jumat (25/3/2022).

Redma pun meminta pemerintah untuk segera turun tangan melakukan penertiban. Tidak hanya pada penjualan langsung, sebaran produk ilegal terutama banyak ditemukan di platform daring.

Sementara itu, kenaikan utilitas kapasitas produksi di sektor hulu, mengantisipasi permintaan Ramadan dan Lebaran, sudah terjadi sejak bulan lalu. Redma mengatakan saat ini produksi di hulu terus berjalan untuk memenuhi potensi permintaan jelang ajaran baru sekolah usai Lebaran.

"Memang bulan kemarin ada kenaikan demand untuk Lebaran. Kalau yang sekarang, kenaikan demand-nya untuk tahun ajaran baru," jelasnya.

Mengenai masuknya barang impor, Kementerian Perindustrian mencatat aliran yang masuk terjadi di sektor hulu tekstil. Direktur Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Kementerian Perindustrian Elis Masitoh menjelaskan karena kenaikan permintaan di hilir, industri hulu saat ini mengalami kekurangan bahan baku.

"Untuk sektor hilirnya menurut data kami belum naik signifikan, karena sudah ada larangan terbatas dan trade remedies. Jika pun barang di pasaran banyak, kemungkinan itu tidak masuk secara legal sehingga kami tidak punya datanya," jelas Elis.

Banjir order di industri tekstil diakui Elis terjadi sejak awal tahun ini. Hampir seluruh perusahaan industri, bahkan yang skala konveksi, tengah memaksimalkan kapasitas produksinya untuk pemenuhan kebutuhan Lebaran.

"Menurut informasi, bahkan saat ini mereka [pengusaha skala konveksi] kesulitan mencari karyawan yang akan mengerjakan order-order tersebut," imbuh Elis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper