Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stafsus Menteri BUMN Desak Penyesuaian Harga Pertamax

Arya Sinulingga,Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN, menegaskan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax perlu dihitung ulang untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak mentah dunia.
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018). /JIBI-Abdullah Azzam
Petugas melayani pembelian bahan bakar minyak di salah satu SPBU di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018). /JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Arya SinulinggaStaf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN,  menegaskan bahwa harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax perlu dihitung ulang untuk menyesuaikan kenaikan harga minyak mentah dunia.

“Supaya ada juga keadilan. Jangan sampai Pertamina memberikan subsidi yang begitu besar kepada mobil-mobil mewah yang memanfaatkan Pertamax,” ujar Arya kepada wartawan, Selasa (22/03/2022).

Seperti diketahui, harga minyak dunia tengah membumbung tinggi hingga di atas US$ 100 per barel, akibat konflik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung serta adanya rencana Uni Eropa mengembargo Rusia.

Arya menilai, pemangku kebijakan sudah saatnya menghitung ulang harga yang layak diberikan Pertamina untuk Pertamax yang kebanyakan dikonsumsi kendaraan roda empat.

“Diinformasikan hitungan dari kawan-kawan Kementerian ESDM, RON92 atau dikenal Pertamax itu harga keekonomiannya Rp 14.500,” jelas Arya.

Hingga saat ini Pertamina masih menjual Pertamax dengan harga Rp 9.000-9.500 per liter. Selisih harga ini masih ditanggung perusahaan pelat merah tersebut karena harga di masyarakat tidak ikut naik, seiring kenaikan harga pasar. Akibatnya, Pertamina sering mengalami kerugian.

Jika dibandingkan dengan negara lain, bahan bakar setara Pertamax harganya cukup tinggi berkisar Rp14.000 sampai Rp15.000 per liter. Menurutnya, jika di Malaysia harga BBM setara Pertamax bisa lebih rendah karena memang disubsidi dengan mekanisme tertentu yang mereka miliki.

"Jadi, saat ini cukuplah ya harusnya kita ulang (harganya) jangan sampai Pertamina subsidi mobil mewah yang manfaatkan Pertamax," tandas Arya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper