Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia-Ukraina: Jerman Kurangi Impor Gas, Pilih Batu Bara

Jerman memutuskan untuk menggunakan batu bara dan mengurangi impor gas dari Rusia.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - Jerman bersiap memperpanjang penggunaan batu bara untuk mengurangi ketergantungannya terhadap impor gas dari Rusia terkait dengan perang Rusia-Ukraina.

Wakil Kanselir dan Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Robert Habeck mengatakan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) akan beroperasi hingga 2030 — tahun di mana Jerman menargetkan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil — dengan tujuan besar utama mewujudkan kemandirian energi melalui energi baru terbarukan (EBT).

“Memperkuat kedaulatan energi artinya memperkuat pertahanan kita. Artinya, kita harus mengatasi ketergantungan kita terhadap impor bahan bakar fosil dari Rusia,” tegas Haber pada Senin (28/2/2022) pada acara dialog antarnegara anggota Uni Eropa.

Jerman telah melakukan perubahan cepat dalam kebijakannya sebagai reaksi atas penyerangan Ukraina. Bersamaan dengan peningkatan besar-besaran anggaran pertahan, Kanselor Olaf Scholz pada hari Minggu mengumumkan rencana pembangunan dua terminal liquefied natural gas (LNG), menandai perubahan jangka panjang sektor energi Jerman.

Sebelum invasi terjadi, Scholz menghambat proses sertifikasi jalur pipa gas Nord Stream 2 yang dibangun untuk mengirimkan lebih banyak gas dari Rusia langsung menuju Jerman dan melewati aliran gas dari Ukraina.

Saat ini, Jerman tengah memperhatikan strategi jangka panjang dan jangka pendek untuk mengamankan pasar energi nasionalnya dari kemungkinan terjadinya pemutusan tiba-tiba aliran gas Rusia.

Habeck, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil partai anti nuklir, Green party, bahkan mengatakan bahwa dia tidak “menentang secara ideologis” untuk memperpanjang utilisasi reaktor nuklir terakhir Jerman, akan tetapi keselamatan tetap menjadi perhatian.

Menteri ekonomi tersebut memproyeksikan Jerman akan menghasilkan seluruh listriknya dari energi terbarukan pada 2035, 15 tahun lebih awal dari yang direncanakan, berdasarkan cuitan Twitter resmi Kementerian.

Perencanaan ulang kebijakan energi mendapat dukungan luas dalam koalisi yang berkuasa di Jerman. Menteri Keuangan Christian Lindner menyebut energi terbarukan sebagai "energi kebebasan" karena akan membantu mengurangi ketergantungan pada Rusia dan mengatakan dia mendukung upaya untuk mendorong perluasan hidrogen dan bahan bakar sintetis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper