Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Kapas Terimbas Rusia-Ukraina, Begini Strategi Industri Tekstil

Menurut statistik perdagangan United Nations Comtrade, nilai impor kapas dari Ukraina mencapai US$6.720 pada 2020. Ukraina juga memasok gumpalan, kain, bukan tenunan, benang, dan tali senilai US$5.920 pada 2020.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Ukraina menjadi salah satu negara pemasok kapas bagi Indonesia. Menurut statistik perdagangan United Nations Comtrade, nilai impor kapas dari Ukraina mencapai US$6.720 pada 2020. Ukraina juga memasok gumpalan, kain, bukan tenunan, benang, dan tali senilai US$5.920 pada 2020.

Sekjen Asosiasi Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan harga kapas dunia telah mengalami kenaikan sejak tahun lalu, dan berpeluang kembali terakselerasi dengan adanya konflik Rusia-Ukraina.

Redma mengatakan di tengah kenaikan harga kapas, pengusaha tekstil biasanya beralih ke bahan baku lain seperti polyester dan rayon.

"Dari Rusia, kawasan Uzbekistan, kami ada impor kapas, tetapi tidak banyak. Biasanya mereka [pengusaha tekstil] mengalihkan ke rayon dan polyester," kata Redma kepada Bisnis, Selasa (1/3/2022).

Dia melanjutkan, kenaikan harga kapas akan segera dirasakan oleh industri penggunanya karena langsung diperdagangkan sebagai komoditas di pasar dunia. Sementara itu, meskipun polyester juga terdampak kenaikan harga minyak dunia, peningkatannya berlangsung secara berangsur-angsur karena melalui proses pengolahan terlebih dahulu.

Di sisi lain, dibandingkan kapas, kenaikan harga polyester biasanya lebih rendah. Saat ini industri hulu lokal dapat memenuhi 85 persen kebutuhan polyester dan rayon. Namun, 98 persen kebutuhan kapas masih dipenuhi melalui importasi. Adapun, secara total komposisi konsumsi serat untuk industri tekstil yakni 40 persen polyester, 30 persen rayon, dan 30 persen kapas.

Sementara itu, Redma juga mensinyalir akan ada dampak ke kinerja ekspor jika konflik dua negara itu berkepanjangan. Meski permintaan ekspor saat ini belum mengalami penurunan, kendala rantai pasok karena konflik Rusia-Ukraina berpeluang merembet ke kinerja tekstil Indonesia.

"Makanya kami berharap [pasar] lokal tidak ada gangguan. Kalau ekspor kami tidak bisa mengatur kondisi dunia, tetapi lokalnya kami bisa atur. Jadi kalau pun ekspor ada sedikit gangguan, lokalnya masih jalan," kata Redma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper