Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Celios: Kenaikan Harga Kedelai Bakal Pengaruhi Komoditas Lain

Ekonom dari Celios menuturkan kenaikan harga kedelai bisa mempengaruhi harga komoditas lain.
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja menyortir kedelai yang baru tiba di gudang penyimpanan di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta, Senin (15/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Naiknya suatu harga komoditas, menurut ekonom memengaruhi harga komoditas lainnya sehingga terjadi lonjakan, seperti pada minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan kedelai.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan korelasi ini. Melihat situasi sekarang naiknya harga berbagai komoditas, membuatnya tidak memungkiri hal ini.

Pasalnya, Indonesia mengimpor kedelai sekitar 80 persen, yang berarti memang harganya bergantung pada nilai internasional. Hal ini wajar terjadi jika memang mengandalkan impor. Selain masalah El Nina di kawasan Amerika Selatan, meningkatnya pemberian pakan ternak babi di China juga menjadi akibatnya.

“Harga kedelai internasional yang menunjukkan kenaikan karena kebutuhan pakan ternak meningkat di China kan buat pakan babi, pakan ternak di negara-negara lain meningkat karena kedelai sebagai salah satu campuran,” jelasnya, Minggu (20/2/2022).

Kebutuhan komoditas tersebut turut meningkat karena di negara-negara Amerika Latin maupun Amerika Serikat, kedelai digunakan sebagai substitusi dari minyak sakit dalam pembuatan soy bean oil. Akibatnya, minyak kedelai atau soy bean oil ini menjadi alternatif kala harga minyak sawit melonjak.

Dia menyarankan Indonesia untuk melakukan kontrak pembelian kedelai dalam jangka panjang setidaknya satu tahun. Hal tersebut guna mencegah harga agar tidak terlalu fluktuatif dalam waktu dekat.

“Kebanyakan pembelian kedelai itu adalah kontrak yang sifatnya jangka pendek. Jadi untuk stabilitas harga kalo perlu ya satu tahun, sehingga tidak terlalu fluktuatif terhadap perubahan harga,” tambahnya.

Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin, produk kedelai saat ini seperti tahu dan tempe harganya hampir setiap hari berubah.

“Jadi kalau tahu ada kenaikan, naikkanlah itu paling tidak harganya sebulan sekali atau tiga bulan sekali, enggak setiap hari seperti sekarang,” ujarnya, Minggu (20/2/2022).

Data terakhir dari Kementerian Perdagangan, hingga kemarin, Sabtu (19/2/2022), harga kedelai impor di Jakarta mencapai Rp14.000 per kilogram sedangkan lokal mencapai Rp13.000 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper