Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Serius Dorong Pembiayaan Berkelanjutan, Ini Buktinya!

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pemerintah serius mendorong obligasi berkelanjutan, khususnya di tengah pandemi Covid-19.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo/bri.co.id
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo/bri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan bahwa penerbitan obligasi berkelanjutan atau Environmental, Sosial, Governance (ESG) Bonds mengalami peningkatan yang signifikan, terutama saat masa pandemi Covid-19.

Dia mengatakan, penerbitan ESG bonds pada 2020 tercatat mencapai US$698,7 miliar, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai US$358,3 miliar. Kartika yang juga sebagai Ketua Umum Perbankan Nasional Swasta (Perbanas) menyampaikan bahwa kondisi ini menunjukkan tuntutan penerbitan instrumen tersebut semakin meningkat.

“Serta pentingnya isu-isu ESG yang ikut mendorong lembaga keuangan untuk membantu mengatasi masalah kesehatan, lingkungan, dan begitu juga masalah sosial lainnya,” katanya dalam acara Casual Talks : Scaling Up The Utilization of Sustainable Financial Instruments, Jumat (18/2/2022).

Dia mengatakan, Indonesia telah memulai dan terus membangun kerangka kerja dan ekosistem pendukung untuk keuangan berkelanjutan. Industri perbankan di Indonesia juga terus mendukung agenda perubahan iklim, serta untuk membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Tercatat, berdasarkan data terakhir, total pembiayaan berkelanjutan perbankan di Tanah Air mencapai Rp809,75 triliun atau sekitar US$55,9 miliar. Di samping itu, global sustainability bonds yang diterbitkan oleh emiten indonesia mencapai Rp31,6 triliun atau US$2,22 miliar.

Kartika menambahkan, penerbitan green bonds di pasar keuangan domestik tercatat mencapai Rp500 miliar atau US$35,12 juta. Untuk mendorong penerbitan ESG bonds ke depan, imbuhnya, diperlukan kerja sama yang lebih erat oleh pemerintah dan regulator.

Pemerintah perlu memberikan pedoman dan insentif yang diperlukan untuk meningkatkan minat dan permintaan pembiayaan ESG, sementara regulator perlu menyediakan kerangka kerja untuk meningkatkan partisipasi dalam ESG dan pembiayaan berkelanjutan.

“Di sisi lain, industri keuangan dan khususnya bank perlu membangun dan meningkatkan kemampuan dan kapasitas mereka dalam mengembangkan dan menawarkan instrumen dan layanan ESG yang berkelanjutan untuk memenuhi potensi permintaan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper