Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ALFI Yakin Industri Logistik Bakal Ketiban Berkah dari Kinerja Investasi Cemerlang di 2021

ALFI yakin kegiatan investasi yang marak tahun ini akan berdampak pada sektor logistik. Dari 133.258 proyek investasi saat ini pasti semuanya membutuhkan logistik.
Ilustrasi kegiatan warehousing./Antara
Ilustrasi kegiatan warehousing./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Logitsik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menegaskan bahwa maraknya kegiatan investasi di Indonesia pada tahun lalu akan berdampak positif terhadap jasa logistik.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada keseluruhan tahun 2021 mencapai Rp901,02 triliun. Angka ini telah melampaui target dari Presiden Joko Widodo sebesar Rp900 triliun. 

Ketua Umum ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan bahwa kegiatan penanaman modal akan mendorong banyak kegiatan dan pergerakan manusia, barang, dan uang. Sejalan dengan hal tersebut, dia memastikan bahwa jasa logistik akan ikut tumbuh.

Sebagai informasi, realisasi investasi Indonesia tahun lalu mencapai Rp901,01 triliun, atau melebihi target yang diberikan Presiden Joko Widodo. Investasi pada tahun lalu menyerap 1,2 juta tenaga kerja Indonesia dari 133.258 proyek.

"Saya pastikan dari 133.258 proyek ini pasti semuanya membutuhkan logistik. Dipastikan, sebuan kegiatan investasi akan mendorong adanya pergerakan orang, barang, dan uang," tuturnya dalam Angkasa Pura Logistik (APLOG) Logistics Forum Webinar, Rabu (16/2/2022).

Yukki lalu menjelaskan bahwa jasa logistik pendukung proyek investasi di Indonesia juga semakin merata. Hal ini sejalan dengan tren investasi yang semakin seimbang secara kewilayahan antara Jawa dan luar Jawa.

Dari data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), tren investasi sebelumnya masih lebih berpusat di daerah Jawa pada 2019. Pada periode tersebut, investasi di Jawa lebih besar dengan porsi 53,7 persen dari total investasi.

Kemudian, sejak kuartal III/2020, terdapat pergeseran investasi di mana investasi Jawa dan luar Jawa semakin seimbang. Pada 2021, investasi di luar Jawa akhirnya tercatat lebih besar dengan porsi 52,0 persen, dibandingkan dengan Jawa sebesar 48,0 persen.

Dalam konteks logistik, Yukki mencontohkan logistik di daerah Indonesia Timur masih terbatas pada saat sebelum adanya tren pemerataan investasi. Hal tersebut sejalan dengan pergerakan manusia dan barang yang juga masih terbatas di daerah tersebut, sehingga kegiatan berpusat di daerah Jawa dan Sumatera.

Sebagai konsekuensinya, Yukki menyebut biaya logistik di Indonesia Timur akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya logistik di daerah Jawa dan Sumatera.

Untuk itu, Yukki menyebut tren pemerataan investasi, sejalan dengan pertumbuhan jasa logistik, terjadi berkat pembangunan infrastruktur yang masif di pemerintahan periode pertama Presiden Jokowi.

"Saya kadang bingung banyak yang nyinyir misalkan soal tol laut. Banyak kekurangan, tapi kita perlu apresiasi. Karena, pergerakan ekonominya yang perlu kita topang, pergerakan barangnya yang kita topang, bukan sarana jembatannya," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi PT Angkasa Pura Logistik Troficiendy Suroso menyebut jasa logistik di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan hingga lima tahun ke depan. Dia mengklaim logistik merupakan penyelamat bagi kegiatan bisnis di Angkasa Pura selama 2021.

"Di tahun 2021, justru industri logistik paling tidak menyelamatkan bisnis di Angkasa Pura," jelasnya.

Troficiendy memprakirakan tren yang sama akan berlanjut di 2022. Dia optimistis hal tersebut akan terjadi sejalan dengan asumsi pertumbuhan dan perkembangan pada industri manfaktur.

Optimisme Troficiendy juga berangkat dari perkembangan pada sektor perdagangan elektronik atau e-commerce, yang juga diprakirakan akan terus tumbuh ke depannya.

"Logistik ini harus kita jalan juga dengan optimisme bahwa kalau saya sih, sangat yakin pasti akan lebih baik dari 2021. Karena, dari yang terakhir kita ketahui juga bahwa e-commerce akan semakin booming di 2022, dan belum ada sign untuk stagnan atau mencapai maturity level," kata Suroso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper