Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Minol Berharap Ketiban Tuah Mandalika

Pasar minuman beralkohol digerakkan oleh sektor pariwisata yang telah membaik pada kuartal IV/2021. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang di semua moda transportasi pada triwulan IV/2021 mengalami peningkatan secara year-on-year, angkutan udara naik 18,23 persen, angkutan laut tumbuh 9 persen, dan angkutan rel terakselerasi 17,41 persen.
Botol Miras, Botol Minol, /Bloomberg
Botol Miras, Botol Minol, /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi permintaan minuman beralkohol telah mengalami perbaikan karena bergeliatnya sektor pariwisata beberapa waktu belakangan. Dengan ancaman dampak lonjakan kasus Covid-19 baru-baru ini, pengusaha berharap perhelatan balap motor MotoGP Mandalika 2022 dapat kembali menyemarakkan pasar.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Minuman Beralkohol Indonesia (APMBI) Stefanus mengatakan pembukaan pariwisata Bali belum berdampak signifikan pada permintaan minol. Disinyalir karena jumlah wisatawan mancanegara yang masih terbatas. Padahal, konsumsi minol di Bali paling banyak dikontribusikan oleh wisman.

"Di Lombok juga ada balap di Mandalika. Event-event seperti itu penting untuk menunjang penjualan kami," kata Stefanus saat dihubungi, Selasa (15/2/2022).

Selama masa pandemi, lanjutnya, minuman keras yang paling terpukul yakni Golongan C yang memiliki kadar etanol tertinggi hingga 55 persen seperti vodka, whisky, dan sebagainya.

Stefanus mengatakan, minol Golongan B dengan kadar alkohol paling tinggi 20 persen masih memiliki pasar yang cukup kuat, bahkan diprediksi mengalami pertumbuhan tipis pada tahun lalu.

"Karena Golongan B pasarnya tetap ada, apalagi produksi lokal," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Sekjen Asosiasi Pengusaha Importir dan Distributor Minuman (APIDMI) Ipung Nimpuno sepakat bahwa gelaran balap di Mandalika menjadi momentum pertumbuhan minol.

"Kalau dilihat dari hunian kamar, cukup tinggi. Harapannya akan berdampak ke konsumsi minol, karena yang datang juga banyak orang asing," kata Ipung.

Meski optimistis industri akan membaik pada tahun ini, Ipung mengatakan kondisinya belum akan kembali ke sebelum pandemi. Dia memprediksi hal itu baru akan terjadi pada 2023 hingga 2024, dengan asumsi tidak ada varian Covid-19 baru yang menyebar.

Ipung juga mengatakan meski permintaan sempat membaik pada kuartal terakhir tahun lalu, terlihat kembali terjadi penurunan karena pembatasan akibat lonjakan kasus Omicron.

"Otomatis [permintaan turun] karena yang tadinya mau rapat offline, ditunda," imbuhnya.

Diketahui, pasar minuman beralkohol digerakkan oleh sektor pariwisata yang telah membaik pada kuartal IV/2021. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penumpang di semua moda transportasi pada triwulan IV/2021 mengalami peningkatan secara year-on-year, angkutan udara naik 18,23 persen, angkutan laut tumbuh 9 persen, dan angkutan rel terakselerasi 17,41 persen.

Di samping itu, rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) pada kuartal terakhir tahun lalu tercatat sebesar 48,34 persen atau naik 8,87 poin secara year-on-year.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper