Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meta Terancam Hapus Bisnis Facebook dan Instagram di Eropa

Meta, induk usaha Facebook ini mengatakan bahwa bisnisnya terancam jika kerangka transfer data transatlantik baru tidak diadopsi di Eropa.
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam
Stiker dengan logo Facebook terlihat dalam konferensi F8 yang digelar Facebook di San Jose, California, AS, Selasa (30/4/2019)./Reuters-Stephen Lam

Bisnis.com, JAKARTA – Meta Platform Inc., melaporkan bahwa beleid baru terkait dengan transfer data pengguna di Uni Eropa melintasi Atlantik atau transatlantik bakal mengancam keberlangsungan bisnisnya di kawasan tersebut.

Dalam laporan tahunan yang dirilis pada pekan lalu, induk usaha Facebook ini mengatakan bahwa bisnisnya terancam jika kerangka transfer data transatlantik baru tidak diadopsi dan tidak dapat menggunakan klausul kontrak standar atau SCC yang menjadi jaminan perlindungan transfer data dari Wilayah Ekonomi Eropa ke Amerika Serikat.

"Kami kemungkinan tidak akan dapat menawarkan sejumlah produk dan layanan kami yang paling penting, termasuk Facebook dan Instagram di Eropa, yang akan berdampak material dan merugikan bisnis, kondisi keuangan, dan hasil operasi kami,” kata Meta dalam laporan tahunannya.

Hal itu lantas direspons dengan pelemahan saham Meta dengan kode FB yang tercatat turun ke level terendah selama 52 pekan. Sementara itu, perdagangan ditutup turun 5 persen pada Minggu, seperti dilaporkan Market Watch pada Senin (7/2/2022).

Juru bicara Meta mengatakan perusahaan tidak punya rencana untuk mundur dari Eropa, tetapi mengungkapkan kekhawatiran yang meningkat.

"Kami tentu saja tidak punya keinginan dan rencana untuk mundur dari Eropa," katanya melalui sebuah email kepada MarketWatch.

Namun, lanjutnya, kenyataan sederhananya adalah Meta beserta bisnis, perusahaan, dan layanan lainnya bergantung pada transfer data antara Uni Eropa dan AS untuk bisa mengoperasikan layanan global.

Menurutnya, perusahaan teknologi membutuhkan peraturan global yang jelas untuk melindungi pertukaran data translantik dalam jangka panjang. Perusahaan saat ini terus memantau dampak potensial pada operasinya di Eropa.

Perlu diketahui, permasalahan ini bermula sejak Juli 2020 ketika Pengadilan Eropa memutuskan standar transfer data antara AS dan UE tidak memberikan perlindungan privasi yang cukup bagi warga negara Eropa.

Komisi Perlindungan Irlandia telah meminta Facebook untuk menghentikan transfer data dari Uni eropa ke AS pada Agustus 2020. Kemungkinan hasilnya akan keluar pada pertengahan 2022. Dengan demikian Meta terancam denda senilai US$2,8 miliar atau lebih dari 4 persen dari pendapatan tahunannya.

Sementara itu, anggota parlemen Eropa Axel Voss, yang telah terlibat dalam penulisan undang-undang perlindungan data UE, membalas melalui Twitter.

“Meta tidak bisa begitu saja mencela UE agar melepaskan standar perlindungan datanya, meninggalkan UE akan menjadi kerugian mereka," tulisnya pada Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper