Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan Gas Khusus di Industri Keramik Belum Optimal, Ini Kendalanya

Berdasarkan paparan kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2021, angka serapan gas di industri keramik mencapai 67,32 persen.
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com
Pabrik keramik Arwana Citra Mulia Tbk/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Serapan harga gas bumi tertentu sebesar US$6 per MMBTU pada 2021 baru mencapai 81,08 persen yang meliputi tujuh sektor industri.

Berdasarkan paparan kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2021, angka serapan di industri keramik mencapai 67,32 persen, dengan volume 87,91 BBTUD dari total alokasi 130,59 BBTUD.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan serapan ke produsen di area Jawa Timur masih menghadapi kendala suplai dari PGN sehingga pemanfaatannya belum bisa optimal. Menurut catatannya, serapan harga gas bumi tertentu kepada para anggota Asaki lebih tinggi dari laporan Kementerian ESDM.

"Penyerapan gas di tahun 2021 sudah mendekati 85 persen dari alokasi Kepmen ESDM No.134/2021," katanya, Rabu (19/1/2022).

Selain itu, pada awal tahun ini, industri keramik di Jawa Timur dikenai kuota maksimal penggunaan gas sebesar 50 persen pada dua minggu pertama Januari 2022, dan dua minggu selanjutnya dinaikkan menjadi 75 persen. Hal itu ditengarai karena terjadi ketidakseimbangan suplai dan permintaan serta mundurnya jadwal gas on stream dari pemasok baru.

Selama periode tersebut, industri yang melebihi kuota pemakaian akan dikenakan penalti. Edy berharap ketersediaan pasokan gas dapat ditingkatkan sehingga akan ikut mengerek serapan harga gas bumi tertentu di industri keramik pada tahun ini.

Namun demikian, diakuinya bahwa penetapan harga gas bumi tertentu berhasil mengerek tingkat utilitas industri menjadi 75 persen pada 2021. Hal itu menghadirkan investasi baru untuk peningkatan kapasitas produksi. Pada tahun ini, tingkat utilitas diproyeksi dapat mencapai 85 persen.

Adapun, total kapasitas produksi industri keramik lokal bakal terkerek menjadi 586 juta m2 dari tahun lalu 551 juta m2. Total nilai investasi untuk ekspansi kapasitas produksi tahun ini diperkirakan sekitar Rp3 triliun dengan penyerapan sekira 3.000 tenaga kerja baru.

"Harga gas US$6 per MMBTU telah memberikan multiplier effect sekaligus sebagai economic driver dimana mulai bergairah dan bergulirnya investasi baru industri keramik nasional," kata Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper