Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Potensi Inflasi Besar pada 2022, Pemerintah Diminta Mitigasi

Pada 2022, terdapat beberapa risiko yang harus dihadapi, diantaranya mengenai volatile  food, kenaikan harga pangan pada lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan
Pedagang menata sayuran yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (27/1/2020)./ ANTARA - Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Mohamad Ikhsan pemerintah perlu mengantisipasi potensi inflasi 2022 yang cukup besar.

Hal ini terlihat pada inflasi volatile food yang mencapai 2,32 persen pada Desember dan inflasi IHK Desember sebesar 0,57 persen m-to-m, lebih tinggi dari rata-rata inflasi Desember 5 tahun sebelumnya sebesar 0,51 persen m-to-m.

Menurut Ikhsan, pada 2022 terdapat beberapa risiko yang harus dihadapi, diantaranya mengenai volatile  food, kenaikan  harga pangan pada lebaran, Natal, dan Tahun Baru. 

Selain  itu, adanya kenaikan harga komoditas seperti minyak goreng serta antisipasi kondisi cuaca.

“Hal tersebut harus diwaspadai terutama  pada  triwulan  pertama.  Untuk  itu  perlu  disiapkan  mitigasi, misalnya  dengan  meningkatkan  stok  supaya  inflasi  pada volatile  food dapat  dijaga.  Yang harus  juga diantisipasi adalah kenaikan harga energi. Diharapkan hal ini akan bergerak ke pola normal sehingga tekanan pada administered prices bisa berkurang,” ujarnya, dikutip dari keterangan resminya, Rabu (19/1/2022).

Jika dilihat dinamika inflasi selama empat tahun terakhir, terdapat dua periode kenaikan harga setiap tahunnya, yakni  pada periode puasa–lebaran serta  Natal–Tahun  Baru. 

Namun, pada periode puasa–lebaran 2021, inflasi volatile food di bawah satu persen. Hal ini menunjukan tidak terjadi kenaikan harga yang terlalu signifikan.

"Karena itu perlu mitigasi. Stok harus naik dan mungkin kita harus membuka keran impor pada kuartal I/2022 agar volatile food ini dapat dijaga," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper