Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Proposal Akuisisi Rp978 Trilliun Ditolak GlaxoSmithKline, Ini Tanggapan Bos Unilever

Chief Executive Officer (CEO) Unilever Alan Jope angkat bicara terkait dengan penolakkan tawaran akuisisi oleh GlaxoSmithKline.
Ilustrasi logo Unilever/Unilever
Ilustrasi logo Unilever/Unilever

Bisnis.com, JAKARTA - Unilever Plc akhirnya angkat bicara terkait dengan penolakkan akuisisi unit bisnis kesehatan konsumen milik GlaxoSmithKline (GSK), GSK Consumer Healthcare.

Chief Executive Officer (CEO) Unilever Alan Jope mengungkapkan bahwa akuisisi unit bisnis GSK bukan satu-satunya opsi potensial bagi Unilever untuk mengembangkan bisnis kesehatannya. 

"Reorganisasi akan fokus untuk mencari pertumbuhan baru ketimbang pemangkasan biaya," katanya, dikutip dari Bloomberg, Senin (17/1/2022).

Unilever diketahui berencana untuk mempertajam fokusnya pada kesehatan dan kebersihan dan menjual merek-merek yang tumbuh lambat. 

Perusahaan dikabarkan akan memfokuskan bisnis kembali pada bidang kesehatan, kecantikan dan kebersihan. Bahkan, perusahaan akan melakukan divestasi yang melibatkan merek makanannya, seperti es krim Ben & Jerry's dan Magnum.

Unilever telah mengadakan pembicaraan dengan bank-bank tentang pembiayaan tambahan untuk tawaran manis potensial untuk unit Glaxo, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Bahkan beberapa perusahaan keuangan telah menawarkan pinjaman cukup untuk tawaran yang lebih tinggi bagi Unilever. Namun, Unilever belum membuat keputusan akhir tentang pinjaman tersebut, berdasarkan sumber Bloomberg yang meminta anomitas.  

Glaxo telah berencana untuk melepaskan merek konsumennya, tetapi pemegang saham termasuk Elliott Investment Management LP telah mendorong Chief Executive Officer GSK Emma Walmsley untuk mempertimbangkan penjualan. 

Dalam siaran pers, pada Sabtu (15/1/2022), GSK mengungkapkan pihaknya telah menerima tiga proposal yang tidak mengikat dari Unilever. Proposal tersebut mengungkapkan penawaran akuisisi senilai 50 miliar poundsterling atau sekitar US$ 68,4 miliar (Rp978,12 triliun). Nilai tersebut mencakup pembayaran tunai 41,7 miliar poundsterling dan 8,3 poundsterling saham Unilever.

Namun, GSK menampik tawaran tersebut. "Dewan GSK dengan suara bulat menyimpulkan bahwa proposal tersebut tidak sesuai dengan kepentingan terbaik pemegang saham GSK karena pada dasarnya meremehkan bisnis layanan kesehatan konsumen dan prospeknya di masa depan," tegas GSK dalam rilisnya.

Analis Hargreaves Lansdown Laura Hoy mengatakan ada kemungkinan besar Unilever akan menaikkan tawarannya.

"Berdasarkan arah strategis baru Unilever, yang mencakup peningkatan fokus pada pertumbuhan di segmen kesehatan, kecantikan, dan kebersihan, mungkin ada tawaran lain yang sedang dikembangkan," paparnya kepada BBC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper