Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ekspor RI pada Desember 2021 Landai, Pesanan China Melempem

Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,04 persen (month-to-month/mtm). Penurunan tersebut disebabkan oleh ekspor migas yang turun 17,93 persen mtm dan ekspor nonmigas turun sebesar 1,06 persen.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan total nilai ekspor Indonesia pada Desember 2021 mencapai US$22,38 miliar.

Secara bulanan, kinerja ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 2,04 persen (month-to-month/mtm). Penurunan tersebut disebabkan oleh ekspor migas yang turun 17,93 persen mtm dan ekspor nonmigas turun sebesar 1,06 persen.

Sementara jika dibandingkan secara tahunan, kinerja ekspor pada Desember 2021 masih mengalami pertumbuhan sebesar 35,3 persen (year-on-year/yoy).

“Dibandingkan dengan Desember 2020 masih terjadi peningkatan yang cukup besar 35,3 persen, ekspor migas meningkat 7,33 persen dan ekspor nonmigas meningkat 37,13 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Meski masih mengalami peningkatan, pertumbuhan ekspor tersebut tercatat melandai jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 49,7 persen yoy.

Namun, Margo menyampaikan, kinerja ekspor pada 2021 masih lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja ekspor pada 2019 dan 2020.

Berdasarkan sektornya, penurunan ekspor terdalam secara bulanan terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya, yaitu sebesar 21,2 persen mtm.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, ekspor pertambangan dan lainnya tercatat tumbuh tinggi, sebesar 74,92 persen yoy.

Sementara secara tahunan, penurunan terjadi pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sebesar 7,51 persen yoy.

Berdasarkan HS 2 Digit, Margo mengungkapkan kenaikan ekspor tertinggi terjadi untuk komoditas lemak dan minyak nabati (HS 15), besi dan baja (HS72), mesin dan perlengkapan (HS85) serta nikel dan barang daripadanya (HS75).

"HS 15 tujuan ekspornya ke Pakistan, Mesir dan India," katanya. Adapun, komoditas yang mengalami penurunan a.l Bahan bakar mineral (HS27), logam mulia dan perhiasan (HS71), bijih logam, terak dan abu (HS26).

Dari negaranya, penambahan ekspor terjadi ke Pakistan, Mesir, Amerika Serikat, Thailand, dan Taiwan. Dua komoditas yang mempengaruhi ekspor RI ke Pakistan adalah lemak dan minyak nabati serta bahan bakar mineral.

Sementara itu, ekspor ke China mengalami penurunan paling besar. Margo mengungkapkan komoditas ekspor ke China yang mengalami penurunan a.l. bahan bakar mineral dan lemak dan minyak hewan dan nabati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper