Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CSIS: Asia Tenggara Tumbuh Konsisten Tahun 2022

Asia Tenggara menjadi kawasan yang akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuat karena kemampuan mengendalikan virus, stimulus bantuan ekonomi, dan permintaan ekspor dari wilayah ini.
Logo Centre for Strategic and International Studies (CSIS). -Bisnis.com/Samdysara Saragih
Logo Centre for Strategic and International Studies (CSIS). -Bisnis.com/Samdysara Saragih

Bisnis.com, JAKARTA - Negara di kawasan Asia Tenggara menunjukkan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2022 dibandingkan dengan kawasan lain seiring dengan pengendalian virus yang baik.

Hal itu berdasarkan laporan Global Economic Prospects yang dirilis oleh World Bank pada Selasa (11/1/2022).

Kepala Departemen Ekonomi, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri mengatakan Asia Tenggara menjadi kawasan yang akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuat karena kemampuan mengendalikan virus, stimulus bantuan ekonomi, dan permintaan ekspor dari wilayah ini.

Alih-alih omicron, kemacetan rantai pasok yang berlanjut masih menjadi ancaman yang nyata bagi kawasan ini.

"Negara Asia Tenggara yang partisipasinya [didukung] rantai nilai global dan regional sangat tinggi, mereka membutuhkan pasokan dari negara lainnya. Jika itu terganggu, maka perekonomian mereka terganggu," ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Rabu (12/1/2022).

Selain itu, dia juga menyoroti adanya tantangan inflasi seiring dengan disrupsi rantai pasok karena kelangkaan kontainer.

"Kalau bisa ditangani dengan baik, berbagai isu seperti supply chain, inflasi dan kesehatan, dan penanganan utang dengan lebih baik bisa menjadi motor penggerak, dan lebih prospektif dibandingkan kawasan lain," ungkapnya.

Berdasarkan laporan tersebut, Indonesia akan rebound di angka 5,2 persen pada tahun ini, didukung oleh pertumbuhan permintaan domestik yang menguat dan kenaikan harga komoditas.

Sementara itu, ekonomi Thailand diprediksi pulih secara bertahap dalam 2 tahun ke depan, dengan pertumbuhan pada 2022 dan menguat hingga 4,3 persen pada 2023.

Adapun, Filipina bakal tumbuh 5,9 persen pada tahun ini, didukung oleh investasi publik yang berkelanjutan dan konsumsi rumah tangga yang membaik.

Pertumbuhan Malaysia akan rebound menjadi 5,8 persen pada 2022 seiring dengan menguatnya permintaan dalam negeri dan didukung oleh tingginya tingkat investasi.

Namun, pertumbuhan negara dengan penghasil minyak kelapa sawit terbesar ini akan melandai menjadi 4,5 persen pada 2023 seiring dengan memudarnya ekspor dan pengetatan fiskal dan moneter.

Kebangkitan aktivitas dan vaksinasi yang lebih baik di Vietnam diperkirakan akan mengarah pada pertumbuhan 5,5 persen pada 2022.

"Ekonomi yang bergantung pada pariwisata diperkirakan tidak akan pulih ke tingkat sebelum pandemi hingga 2022 [Kamboja, Malaysia, Filipina] atau 2023 [Thailand]," seperti dikutip dari laporan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper