Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Studi Afrika Selatan Sebut Omicron Tanda Berakhirnya Pandemi?

Varian Omicron bergerak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi. Namun menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan daripada jenis sebelumnya.
Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi di Afrika Selatan memperlihatkan bahwa kemungkinan fase pandemi Covid-19 akan berakhir seiring dengan temuan rendahnya tingkat kematian dan keparahan yang ditimbulkan strain Omicron dibandingkan varian sebelumnya.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (7/1/2022), penelitian yang melibatkan pasien Covid-19 di rumah sakit besar Steve Biko Academic Hospital Complex, Afrika Selatan menyebutkan bahwa gelombang penyebaran bergerak dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan daripada jenis sebelumnya.

"Jika pola ini terus berlanjut dan diikuti secara global, kita mungkin akan melihat menjauhnya [jumlah] kasus baru dan tingkat kematian. Omicron mungkin menjadi pertanda berakhirnya fase epidemi pandemi Covid, menunjukkan fase endemiknya," kata peneliti.

Studi ini melibatkan 466 pasien dari gelombang virus baru-baru ini dan 3.976 pasien dari gelombang sebelumnya. Peneliti yang terlibat di dalamnya adalah direktur bagian penyakit menular Fareed Abdullah.

Afrika Selatan diduga menjadi lokasi pertama ditemukannya varian terbaru omicron. Data penelitian menambah harapan para peneliti bahwa kekhawatiran atas tingkat penularan omicron yang tinggi sedang diredam oleh ringannya penyakit dan jumlah kematian yang lebih sedikit.

Tingkat rawat inap di Afrika Selatan telah mencapai setengah dari rekor gelombang sebelumnya. Kematian mingguan tercatat seperlima dari rekor selama pandemi.

Jika negara lain mengalami hal yang sama, maka kemungkinan fase endemi sedang berlangsung, di mana eksposur penularan memberikan imun kepada orang lebih banyak sehingga keparahan penyakit menjadi berkurang.

Studi ini juga menunjukkan bahwa hanya 4,5 persen pasien dengan Covid-19 meninggal selama tinggal di rumah sakit pada gelombang saat ini dibandingkan dengan rata-rata 21 persen pada gelombang sebelumnya, menurut situs web Dewan Penelitian Medis Afrika Selatan.

Begitu pula dari jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif lebih sedikit dan masa inap di rumah sakit jauh lebih pendek.

Adapun dari tingkat penularan naik dengan cepat tetapi mulai menurun dalam 33 hari dari analisis pertama, kata studi tersebut.

Data rumah sakit menujukkan bahwa sebanyak dua pertiga dari pasien Covid-19 yang masuk pada 14-15 Desember telah dirawat karena alasan lain.

“Fenomena ini belum pernah diamati sejauh ini sebelumnya di Kompleks Rumah Sakit Akademik Steve Biko atau di mana pun di Afrika Selatan,” kata studi tersebut.

Hal ini kemungkinan besar mencerminkan tingkat penyakit tanpa gejala yang tinggi di antara pasien dengan infeksi omicron.

Namun demikian, virus ini masih bisa bermutasi lebih jauh menjadi strain yang menyebabkan penyakit yang lebih parah dan lebih mudah menghilangkan antibodi yang diproduksi sebelum terjadinya penularan atau vaksinasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper