Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Nataru, Angkutan Kargo di Bandara AP II Ikut Melejit

Pertumbuhan kurang lebih sebesar 16 persen untuk kargo merupakan hal yang menggembirakan. Pertumbuhan di sektor ini menunjukkan pulihnya angkutan dan pergerakan kargo.
Produk kargo yang diangkut sebanyak 95 persen adalah produk general cargo seperti barang hantaran dan dokumen. /Citilink
Produk kargo yang diangkut sebanyak 95 persen adalah produk general cargo seperti barang hantaran dan dokumen. /Citilink

Bisnis.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II mencatat pergerakan angkutan kargo menembus lebih dari 42.470 ton pada periode natal 2021 dan tahun baru 2022.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan adanya pertumbuhan kurang lebih sebesar 16 persen untuk kargo merupakan hal yang menggembirakan. Pertumbuhan di sektor ini menunjukkan pulihnya angkutan dan pergerakan kargo.

“Angkutan kargo menembus lebih dari 42.470 ton. Tumbuh kurang lebih 16 persen untuk kargo. Kami menilai pergerakan masyarakat di satu sisi dengan aktivitas sosial dan keagamaan ditunjang dengan aktivitas logistik angkutan udara,” ujarnya, Rabu (5/1/2022).

Awaluddin juga mencermati selama periode nataru 2021/2022, jumlah penumpang pesawat tumbuh 15 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Pada periode nataru 2021/2022 ini jumlah penumpang mencapai 2.340.000 dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 2.028.000.

"Puncak kepadatan terjadi pada h-6 dan h-2 saat arus balik menjelang 4 Januari 2022," ujarnya.

Dari data tersebut, khusus pergerakan penumpang internasional di Soekarno-Hatta mencapai 97.104 penumpang. Rinciannya penumpang kedatangan sekitar 48.000 penumpang dan keberangkatan keberangkatan sebanyak 49.000.

"Kami pun melihat adanya keseimbangan penumpang departure dan arrival. Untuk movement pesawat internasional terealisasi 1.484 pesawat," imbuhnya.

Hal berbeda pada periode nataru 2021/2022 adalah penurunan pergerakan pesawat sebesar 21.853 dibandingkan periode yang sama tahun lalu kurang lebih 25.240 pergerakan.

"Ini bisa kami perkirakan penurunan dari pergerakan pesawat adalah akibat berkurangnya jumlah pesawat operasi dari maskapai dan penggantian jenis pesawat yang lebih banyak mengoptimalkan penggunaan widebody," ujarnya.

Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan kebijakan ditiadakannya extra flight atau penerbangan tambahan oleh Kemenhub. Namun di sisi lain penurunan pergerakan pesawat ini berarti operator dapat mengoptimalkan utilisasi pesawat mendekati rata-rata di atas 92 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper