Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omicron Masuk Indonesia, Apindo: Belum Ada Alasan untuk Lakukan Pembatasan

Asosiasi pengusaha Indonesia atau Apindo meminta pemerintah untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, kendati satu kasus varian B.1.1.529 atau Omicron diidentifikasi di Ibu Kota pada Rabu (15/12/2021) malam.
Layar menampilkan Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi B. Sukamdani memberikan sambutan saat acara Bisnis Indonesia Financial Awards 2021 di Jakarta, Selasa (7/12/2021). Acara tersebut merupakan bentuk penghargaan individu dan perusahaan finansial yang berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan efisiensi tinggi serta konsisten berada dalam koridor praktik berbisnis yang baik. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Layar menampilkan Presiden Komisaris Bisnis Indonesia Group Hariyadi B. Sukamdani memberikan sambutan saat acara Bisnis Indonesia Financial Awards 2021 di Jakarta, Selasa (7/12/2021). Acara tersebut merupakan bentuk penghargaan individu dan perusahaan finansial yang berhasil mencatatkan kinerja cemerlang dan efisiensi tinggi serta konsisten berada dalam koridor praktik berbisnis yang baik. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi pengusaha Indonesia atau Apindo meminta pemerintah untuk tetap menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, kendati satu kasus varian B.1.1.529 atau Omicron diidentifikasi di Ibu Kota pada Rabu (15/12/2021) malam.

Ketua Umum Apindo Hariyadi B. Sukamdani menilai, belum ada alasan yang cukup kuat untuk kembali melakukan pengetatan mobilitas masyarakat untuk perjalanan dalam negeri dan internasional.

Hariyadi berharap, pemerintah tidak gegabah untuk beralih pada pembatasan ketat yang dapat mengganggu momentum pemulihan sektor industri.

“Saya pikir belum ada urgensi untuk pembatasan. Kita sekarang justru sedang bagus-bagusnya, kita harus jalan terus, tidak perlu khawatir berlebihan,” kata Hariyadi melalui sambungan telepon, Kamis (16/12/2021).

Hariyadi optimistis kasus mutasi Covid-19 asal Afrika Selatan itu tidak bakal berpengaruh signifikan terhadap kinerja pemulihan ekonomi nasional dalam jangka waktu menengah.

Alasannya, vaksinasi dosis kedua di Indonesia sudah mencapai 38,16 persen dari keseluruhan populasi yang tercatat sebesar 270,2 juta orang. Artinya, realisasi vaksinasi itu hanya terpaut dua persen dari amanat Badan Kesehatan Dunia atau WHO yang mematok 40 persen dari keseluruhan populasi.

“Rasanya belum ada pengaruh yang signifikan di Afrika Selatan itu, karena vaksinasinya masih rendah, sedangkan kita jauh lebih baik. Kami meyakini bisa mengatasi varian ini,” tuturnya.

Di sisi lain, dia meminta pemerintah untuk mempercepat program vaksinasi booster yang diserahkan kepada perusahaan farmasi swasta. Menurut dia, vaksinasi booster berbayar itu bakal dapat menjaga kekebalan kelompok masyarakat yang bermukim di sejumlah kota besar.

“Karena penyebaran yang paling besar itu di kota besar, tidak mungkin di tempat terpencil, di kota besar orang pasti punya kemampuan untuk beli vaksin booster. Jadi itu juga cepat dikeluarkan, jangan bertele-tele,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2021 mampu mencapai 4,5 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa dunia saat ini terus memantau perkembangan Covid-19, termasuk varian baru Omicron.

Namun demikian, BI yakin pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih tinggi pada kuartal IV/2021 didorong oleh kembali pulihnya aktivitas perekonomian seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat.

Di samping itu, Perry mengatakan, perkembangan tersebut juga didorong oleh langkah-langkah penanganan Covid-19 varian Delta yang baik oleh pemerintah.

“Kami lihat pertumbuhan ekonomi di kuartal IV/2021 ini akan terus membaik, kami perkirakan bisa di atas 4,5 persen,” katanya dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12/2021).

Perry menjelaskan, beberapa indikator yang menunjukkan perbaikan ekonomi pada kuartal IV/2021, yaitu kenaikan kinerja penjualan eceran, penguatan keyakinan konsumen, serta ekspansi PMI Manufaktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper