Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Pamer ke Menlu AS: Banyak Negara Ingin Bermitra dengan Indonesia

Luhut Pandjaitan menyatakan Indonesia ingin menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang hilirisasi sumber daya alam dan mengajak AS bergabung dalam proyek tersebut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken di Jakarta, Selasa 14 Desember 2021 - Dok. Kemenko Marves
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Anthony Blinken di Jakarta, Selasa 14 Desember 2021 - Dok. Kemenko Marves

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut B. Pandjaitan mengungkapkan banyak negara ingin belajar dan bermitra dengan Indonesia.

Hal tersebut dia sampaikan saat bertemu Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat Anthony Blinken. Dia mengatakan banyak negara ingin belajar dari Indonesia setelah melihat pengalaman Negeri ini dalam mengendalikan pandemi Covid-19 sehingga pemulihan ekonomi bisa berjalan dengan baik.

"Pertanyaan ini bukan tanpa sebab, karena kita sama-sama melihat bagaimana situasi pandemi Covid-19 yang terkendali sehingga pemulihan ekonomi berjalan dengan baik," tulis Luhut dalam akun Instagram pribadinya seperti dikutip Bisnis, Rabu (15/12/2021).

Dalam pertemuan tersebut, Luhut juga menyampaikan bahwa Indonesia ingin menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang hilirisasi sumber daya alam dan mengajak Amerika Serikat untuk bergabung ke dalam proyek tersebut.

"Saya sampaikan kepada Mr.Blinken @secblinken bahwa Indonesia hari ini begitu berubah dari yang dikenal dan bergerak begitu cepat untuk memanfaatkan potensi yang kami miliki," ujarnya.

Selain infrastruktur dan pemulihan ekonomi, Luhut mengatakan Negeri Paman Sam memiliki komitmen yang kuat untuk menjalin kemitraan dengan Tanah Air khususnya dalam pelestarian lingkungan.

"Untuk itu, saya tegaskan saya tegaskan kepada beliau [Blinken] bahwa Indonesia akan selalu menjaga komitmen Paris Agreement dan Net Zero Emission dengan Fokus kepada kebijakan yang memiliki concern ke perubahan iklim dan pengurangan emisi," sambungnya.

Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah restorasi mangrove dan lahan gambut, serta mekanisme, transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan (EBT).

Diberitakan sebelumnya, Menko Marves Luhut Pandjaitan bertemu dengan Menlu AS Anthony Blinken di Jakarta. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa (14/12), keduanya fokus membahas potensi kerja sama pada berbagai sektor antara kedua negara.

"Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan,” kata Luhut, Selasa (14/12/2021) dikutip dari keterangan pada laman resmi Kemenko Marves.

Di sektor migas,  Luhut memaparkan perkembangan pesat Indonesia pada 7 tahun terakhir. Dia menyontohkan Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang merupakan kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.

“Industri hilir migas di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai,” ujar Luhut.

Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam 7 tahun terakhir Indonesia sukses menghasilkan produk turunan dari industri nikel dengan kerja sama yang tidak hanya bergantung pada satu negara saja.

Saat ini, sambungnya, Indonesia juga sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen Katoda pada baterai.

Selain itu, Luhut berharap AS dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan.

Sementara itu, Menlu AS Anthony Blinken mengatakan negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait dengan industri semi konduktor dan mineral lain.

“Kami akan bekerja keras untuk bekerja sama dengan Indonesia, dan secara bersama-sama kita dapat menciptakan rantai persediaan pada sektor industri tersebut,” ujar Blinken.

Lebih lanjut, dia berharap kerja sama dengan Indonesia dapat menghasilkan kerja sama yang efisien, karena menurutnya ada banyak hal yang dapat diselesaikan dengan cepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper