Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ADB Salurkan Pinjaman US$600 Juta untuk PLN

Pinjaman ditujukan untuk meningkatkan keandalan dan ketangguhan layanan listrik di bagian barat dan tengah Pulau Jawa yang dihuni sekitar 112 juta jiwa, sambil turut mendorong penggunaan energi bersih.
Kantor pusat PLN./Istimewa
Kantor pusat PLN./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) telah menyetujui pinjaman berbasis hasil senilai US$600 juta (setara dengan Rp8,6 triliun) untuk membantu BUMN Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pinjaman ditujukan untuk meningkatkan keandalan dan ketangguhan layanan listrik di bagian barat dan tengah Pulau Jawa yang dihuni sekitar 112 juta jiwa, sambil turut mendorong penggunaan energi bersih.

Penggunaan energi bersih itu melalui program Akses Energi Berkelanjutan dan Andal (Sustainable and Reliable Energy Access Program), yang akan merehabilitasi, memperkuat, dan memperluas jaringan listrik PLN, serta mendorong penggunaan energi bersih.

Program ini juga akan meningkatkan manajemen limbah dan manajemen aset PLN, pengadaan, serta pendidikan masyarakat. Program ini akan memberi manfaat bagi lima provinsi: Banten, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan DI Jogjakarta.

"Program ini akan meningkatkan akses ke energi berkelanjutan dan andal di kawasan barat dan tengah Pulau Jawa, wilayah yang dihuni 41 persen penduduk Indonesia, termasuk sekitar 30 juta warga miskin atau yang hidup dekat garis kemiskinan," kata Daniel Miller, Spesialis Keuangan Senior ADB, seperti yang dikutip dari siaran resmi, Senin (13/12/2021).

Pulau Jawa sebagai kawasan ekonomi utama Indonesia telah berhasil mencapai akses listrik universal, tetapi pertumbuhan ekonominya masih terkendala oleh gangguan listrik dan kebocoran listrik. Guna mampu mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih tinggi, Pulau Jawa akan memerlukan listrik sebanyak 259 terawatt-jam pada 2030, atau 66,4 persen dari proyeksi kebutuhan listrik di Indonesia.

Untuk itu, diperlukan penguatan jaringan listrik Pulau Jawa dan transisi menuju ekonomi rendah karbon, serta kapasitas untuk mengintegrasikan lebih banyak energi terbarukan ke dalam jaringan.

"Wilayah ini juga memiliki 11,3 juta, atau 56 persen dari seluruh usaha mikro dan kecil (UMK) di Indonesia. Melalui penyediaan listrik yang andal dan berkelanjutan, program ini akan meningkatkan kualitas hidup, mendukung terselenggaranya layanan publik yang penting, serta menciptakan pekerjaan. Program akan mempercepat pemulihan ekonomi di Pulau Jawa dan membantu mengubah daerah-daerah miskin menjadi mesin pertumbuhan melalui agro-industri, pariwisata, dan UMK," lanjut Miller.

Pinjaman tersebut, dengan jaminan dari pemerintah Indonesia, akan meningkatkan jalur transmisi PLN, otomatisasi jaringan listrik, dan fasilitas penyimpanan limbah berbahaya. Pinjaman ini juga memperkuat proses bisnis digitalisasi PLN, seperti e-procurement dan mendukung pemasangan lebih banyak stasiun pengisian bagi kendaraan listrik.

ADB menyatakan bahwa program ini akan bermanfaat bagi perempuan dan anak perempuan, yang menanggung beban tanggung jawab rumah tangga, dengan memperbesar partisipasi mereka dalam kegiatan yang bergantung pada energi dan meningkatkan pendapatan, seperti produksi barang lokal, pengolahan pertanian, dan pariwisata.

Selain itu, ADB akan mengelola hibah senilai U$500.000 dari Republik Korea, yaitu Dana e-Asia dan Kemitraan Pengetahuan (e-Asia and Knowledge Partnership Fund), untuk program ini.

Bantuan teknis tersebut akan mendanai pelatihan staf PLN dalam teknologi yang sedang berkembang pesat, termasuk perencanaan dan otomatisasi sistem jaringan listrik, pengoperasian jaringan listrik dengan kapasitas pembangkitan listrik terbarukan yang makin besar, layanan pengisian daya kendaraan listrik, dan sistem penyimpanan energi skala utilitas.

Kemitraan negara ADB untuk Indonesia 2020–2024 difokuskan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi Indonesia melalui infrastruktur energi yang berkelanjutan dan tangguh.

"Melalui pinjaman berbasis hasil, penyaluran dana dikaitkan dengan pencapaian hasil program untuk mendorong akuntabilitas dan efektivitas reformasi pemerintah, dengan membangun sistem insentif untuk berbagai capaian yang berkelanjutan," demikian dikutip dari siaran resmi.

Adapun, ADB merupakan bank pembangunan multilateral yang didirikan pada 1966. Bank yang berpusat di Filipina ini dimiliki oleh 68 anggota, 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper