Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkah Harga Minyak, Arab Saudi Yakin Penerimaan Negara Bakal Kembali Surplus di 2022

Kerajaan mengharapkan untuk mencatat surplus 90 miliar riyal tahun depan, menempatkannya 12 bulan lebih cepat dari rencana untuk menyeimbangkan anggaran pada tahun 2023.
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters
Tangki minyak Aramco terlihat di fasilitas produksi di ladang minyak Saudi Aramco di Shaybah, Arab Saudi, Selasa (22/5/2018)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi meningkatkan proyeksi pendapatannya pada tahun depan yang ditopang dari kenaikan harga minyak. Selain itu, negara ini bakal cetak surplus anggaran pertama kalinya dalam 8 tahun.

Dilansir Bloomberg pada Senin (13/12/2021), kondisi tersebut berbalik setelah pasar energi sempat terguncang dan penyebaran virus yang mengganggu harga minyak.

Meski Putra Mahkota Muhammad bin Salman sudah berupaya untuk mendiversifikasi pendapatan negara, nasib produsen minyak mentah terbesar di dunia ini masih naik turun seiring dengan harga minyak.

Untuk membantu memitigasi volatilitas, kerajaan tengah menekan belanja yang lebih sedikit. "[Kelebihan pendapatan pemerintah akan] digunakan sebagai penyangga untuk masa depan,” kata Menteri Keuangan Mohammed Al-Jadaan.

Kelebihan anggaran tidak akan digunakan seperti biasanya, melainkan akan ditransfer ke akun cadangan pemerintah yang dikelola oleh bank sentral dan dialokasikan untuk Dana Pembangunan Nasional atau Dana Investasi Publik yang dikelola oleh kendaraan investasi pemerintah.

Proyeksi pada September menyebutkan, pendapatan tahun depan akan mencapai lebih dari 1 triliun riyal (US$267 miliar), naik dari 903 miliar riyal. Kerajaan mengharapkan untuk mencatat surplus 90 miliar riyal tahun depan, menempatkannya 12 bulan lebih cepat dari rencana untuk menyeimbangkan anggaran pada tahun 2023.

Sementara itu, penentuan plafon belanja yang tidak dikaitkan dengan pendapatan dari minyak diharapkan dapat meminimalkan siklus pasang surut ketika pemerintah melakukan banyak pengeluaran akibat kenaikan harga minyak, tetapi memangkasnya kembali saat mengalami pelemahan ekonomi.

"Kami betul-betul ingin memastikan kami menjauhkan pengeluaran kami dari volatilitas pasar karena ini sangat penting bagi ekonomi dan rakyat Arab Saudi," ujar Al Jadaan.

Dia menegaskan Saudi tidak akan mengeluarkan banyak anggaran atau memangkas pajak ketika pendapatan minyak naik.

"Apa yang kita perlu saat ini adalah membangun penyangga dan memastikannya dapat mendukung rencana kami untuk visi 2030," lanjutnya.

Pemerintah telah menaikkan nilai tambah pajak tiga kali lipat menjadi 15 persen sehingga dapat meningkatkan pendapatan non minyak. Namun hal ini langsung menggencat rumah tangga dan dunia bisnis. Kabar kenaikan ini telah digemakan oleh Pangeran Muhammad, yang mengatakan kenaikan itu akan berlangsung hingga lima tahun.

Berdasarkan pernyataan resmi. Pemerintah Saudi memperkirakan pemulihan tajam pada ekonomi negara dengan pertumbuhan 2,9 persen pada tahun ini dan 7,4 persen pada 2022.

Namun demikian, kemunculan strain baru omicron dikhawatirkan akan menggagalkan pemulihan pada tahun depan. Setelah varian pertama kali diidentifikasi pada akhir November, harga minyak jatuh dengan harga patokan turun sekitar US$10 dalam sehari.

Pendapatan minyak pada 2022 diperkirakan mencapai 655 miliar riyal, menurut Mazen Al-Sudairi, Kepala Penelitian Al Rajhi Capital. “Titik impas anggaran sekitar US$65 per barel sementara pendapatan 2022 kemungkinan didasarkan pada harga Brent sekitar US$75 per barel,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper