Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Alas Kaki Nantikan RCEP untuk Menaikkan Ekspor

Industri alas kaki nasional meyakini Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bakal membuka peluang untuk memperbesar pangsa ekspor.
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD
Pekerja pabrik menyelesaikan proses produksi sepatu. /Ilustrasi-Bisnis.com-WD

Bisnis.com, JAKARTA – Industri alas kaki nasional meyakini Kemitraan Ekonomi Komprehensif Kawasan atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) bakal membuka peluang untuk memperbesar pangsa ekspor. Negara-negara peserta RCEP tercatat sebagai salah satu pasar terbesar ekspor alas kaki.

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie menjelaskan, ekspor sepatu ke negara-negara RCEP mencapai 29 persen dari total ekspor pada 2020 yang mencapai US$4,80 miliar, atau sekitar US$1,39 miliar.

Nilai ekspor itu menempatkan negara peserta RCEP sebagai destinasi ekspor alas kaki terbesar kedua setelah Uni Eropa.

“Uni Eropa tanpa Britania Raya menjadi tujuan 30 persen ekspor. Ternyata negara RCEP cukup besar, mencapai 29 persen pada 2020 dan disusul Amerika Serikat sekitar 27 persen,” kata Firman, Senin (13/12/2021).

Firman mengatakan, negara-negara RCEP menjadi pasar yang penting, terutama China yang memperlihatkan kenaikan impor cukup besar dalam kurun 2019 dan 2020.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan ekspor alas kaki ke China dan Hong Kong naik dari US$563,11 juta pada 2019 menjadi US$765,26 juta pada 2020.

“Jadi untuk industri alas kaki, ratifikasi RCEP menjadi cukup urgent. Pasar yang tumbuh paling pesat adalah China dan pada 2020 mencapai 24 persen, dan dari kontribusi ekspor ini kami cukup optimistis dalam peran RCEP untuk mendorong ekspor,” lanjutnya.

Firman juga tidak terlalu mengkhawatirkan persaingan dengan negara produsen lain, seperti Vietnam dan China. Dari sisi segmen pasar, produk alas kaki Indonesia memiliki segmen pasar sepatu olahraga bermerek, sedangkan China mendominasi ekspor alas kaki murah yang juga masuk ke berbagai negara.

Terlepas dari peluang peningkatan ekspor RCEP ke depan, Firman menuturkan, industri alas kaki menghadapi tantangan dalam menjaga daya saing untuk pasar dalam negeri.

Komitmen perdagangan bebas yang tertuang dalam RCEP secara langsung bakal memungkinkan masuknya produk-produk murah dari luar negeri.

Upaya menjaga daya saing, lanjutnya, juga belum diikuti dengan kesiapan industri hulu dalam negeri dalam memasok bahan baku.

Firman menjelaskan, sebagian besar bahan baku masih didatangkan dari luar negeri, karena industri tekstil dalam negeri belum secara penuh memenuhi kebutuhan.

“Dari segi nilai kita sebenarnya masih surplus, tetapi di sisi lain ketika produk murah luar negeri masuk maka akan berhadapan dengan produk lokal. Tentunya kami berharap dalam konteks meningkatkan ekspor, kita juga harus menjaga pasar dalam negeri, dan salah satu caranya dengan menjaga daya saing,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper