Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunda Bayar Gaji dan Pangkas Karyawan, Angkasa Pura I Mulai Goyah?

Angkasa Pura I memutuskan tunda bayar gaji dan pangkas jumlah karyawan akibat dampak pandemi Covid-19.
Salah satu sudut terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/6)./Bisnis-Yustinus Andry
Salah satu sudut terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/6)./Bisnis-Yustinus Andry

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memutuskan menunda pembayaran gaji dan tunjangan, serta berencana mengurangi jumlah karyawan secara bertahap akibat dampak pandemi Covid-19.

Direktur SDM dan Umum Angkasa Pura I M. Arifin Firdaus menjelaskan penundaan pembayaran gaji tersebut karena adanya pengurangan biaya transportasi sejalan dengan pemberlakukan work from home (WFH) dan work from office (WFO) sebesar 25 persen.

"Kami memang melakukan penundaan pembayaran beberapa tunjangan yang seharusnya menjadi hak karyawan, termasuk juga penundaan terhadap pembayaran gaji," ujarnya dalam konferensi pers virtual yang dikutip, Kamis (9/12/2021).

Berdasarkan prognosa AP I pada akhir tahun ini masih akan membukukan kerugian senilai Rp3,24 triliun. Belum lagi, jumlah penumpang di 15 bandara di bawah pengelolaan AP I menurun signifikan atau hanya berkisar di angka 20.000-30.000 per hari.

Di sisi lain, perusahaan berencana mengurangi jumlah karyawan baik di kantor pusat maupun cabang. AP I melakukan perampingan jumlah jabatan dengan mengubah dan menggabungkan struktur organisasi yang punya kesamaan penugasan.

Seiring dengan hal tersebut, perseroan juga tidak akan melakukan rekruitmen baru untuk menggantikan karyawan yang sudah memasuki usia pensiun.

Kemudian, AP I akan memperhitungkan kembali kebutuhan jumlah SDM di masing-masing kantor cabang, yang berlaku baik bagi karyawan tetap maupun kontrak (outsourcing).

Lantaran penundaan itu, AP I mencatatkan tambahan utang November 2021, yang bila dijumlahkan dengan penundaan pembayaran perusahaan kepada karyawan dan supplier, maka utang yang dicatatkan perseroan mencapai Rp4,7 triliun.

Sementara itu, utang perusahaan kepada kreditur dan investor sebesar Rp28 triliun. Secara total, utang perusahaan hingga November tahun ini mencapai Rp32,7 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper