Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Atasi Kelangkaan Chip, Samsung Bangun Pabrik Semikonduktor di AS

Pemerintah AS mengatakan pembangunan fasilitas tersebut akan membantu melindungi rantai pasok AS dan meningkatkan kinerja manufaktur domestik.
Samsung/Reuters
Samsung/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Samsung Electronics Co., bakal membangun pabrik semikonduktor senilai US$17 miliar yang akan menambah lebih dari 2.000 lapangan kerja.

"Meningkatkan produksi chip semikonduktor domestik sangat mendesak bagi negara kita dan keamanan ekonomi," kata Menteri Perdagangan AS, Gina Raimondo dalam pernyataan pada Selasa (24/11/2021) seperti dikutip Bloomberg.

Sementara itu, Gedung Putih mengatakan pembangunan fasilitas tersebut akan membantu melindungi rantai pasok AS dan meningkatkan kinerja manufaktur domestik.

Pabrik ini akan berlokasi di Taylor Texas, sekitar 30 mil dari Austin, di mana Samsung telah menginvestasikan miliaran dolar AS di kompleks luas yang telah menampung lebih dari 3.000 pekerja.

Pembangunan pabrik baru dijadwalkan akan dimulai pada paruh pertama 2022 dan produksi akan dimulai pada paruh kedua 2024.

Gubernur Texas, Greg Abbott meyakini pembangunan ini akan berdampak ke seluruh dunia. Dia mengatakan pajak yang rendah dan talenta mumpuni menjadi daya tarik utama Texas bagi perusahaan teknologi.

Senator Texas, John Cornyn mengatakan dengan pembangunan pabrik tersebut, Samsung berpotensi mendapatkan insentif senilai US$3 miliar dari tarif US$52 miliar berdasarkan beleid CHIPS Act yang mendorong produksi semikonduktor kembali ke AS.

Eksekutif Samsung, Kinam Kim mengakui salah satu faktor perusahaan memilih membangun fasilitas produksi di Texas adalah karena adanya program insentif yang ditawarkan, selain karena talenta lokal dan kesiapan infrastrukturnya.

Infrastruktur sangat penting untuk operasi chip yang membutuhkan pasokan listrik yang stabil. Awal tahun ini, cuaca dingin di Texas memaksa Samsung dan perusahaan lainnya di kawasan tersebut menghentikan operasinya.

Namun, Abbott telah berusaha meyakinkan para tenant bahwa pemadaman listrik tidak akan terjadi lagi dan pemerintah telah memproduksi lebih banyak listrik.

Proyek baru ini akan mendukung administrasi Presiden Joe Biden dalam menjaga produksi rantai pasok chip untuk pertahanan termasuk teknologi seperti mobil otonom.

Proyek ini juga dinilai sebagai perlawanan terhadap pengaruh ekonomi China dan juga mengundang kembali bisnis semikonduktor pulang ke rumah setelah terpencar di Asia.

Kelangkaan chip global tahun ini telah mengguncang keseimbangan industri dan mendorong pemerintah dari Brussels hingga Tokyo untuk merayu TSMC dan Samsung sebagai produsen chip terbesar di dunia yang menyuplai untuk Apple Inc. dan Nvidia Corp.

"Pabrik baru Samsung akan membantu menyempitkan kesenjangan kapabilitas produksi TSMC dengan membuat chip di rumah kliennya. Oleh karena AS memprioritaskan pembuatan chip dalam negeri, perusahaan dapat menerima berbagai manfaat dengan basis produksinya di dalam negeri," ujar analis Meritz Securities Kim Sunwoo.

Sebelumnya, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., (TSMC) telah mulai pembangunan investasi pabrik chip senilai US$12 miliar di Phoenix, Arizona.

Kendati demikian, kedua proyek jumbo ini diyakini belum bisa mengurangi kelangkaan chip yang telah menghantam industri mobil, smartphone, dan elektronik lainnya.

Paling tidak, proyek ini dapat meletakkan dasar bagi ekosistem chip yang berpusat di Amerika di masa depan dengan menarik dan melatih pemasok komponen yang bergerak di bidang itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper