Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuki Akhir Tahun, Kemendag Ingatkan Pengusaha Hati-Hati

Kementerian Perdagangan mengingatkan pelaku usaha dan masyarakat untuk berhati-hati dalam menjalankan aktivitas perdagangan pada penghujung 2021.
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Minggu (23/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan mengingatkan pelaku usaha dan masyarakat untuk berhati-hati dalam menjalankan aktivitas perdagangan pada penghujung 2021.

Pelonggaran aktivitas yang mulai diterapkan seiring dengan penurunan kasus berisiko jadi bumerang jika tidak disertai dengan penerapan protokol kesehatan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengingatkan soal pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 yang mencapai 7,07 persen year-on-year (yoy).

Konsumsi rumah tangga yang menopang aktivitas ritel sekaligus penyumbang terbesar PDB mencatat pertumbuhan 5,93 persen yoy pada periode tersebut.

Namun, kenaikan signifikan tersebut harus dibayar dengan lonjakan kasus Covid-19 pada awal kuartal III/2021. Oke mengatakan, sektor ritel menjadi salah satu yang paling terimbas karena mobilitas dan kegiatan ekonomi sempat dibatasi.

“Saya berharap kejadian di kuartal II/2021 yang euforia dengan hasil bagus ekonominya, tetapi harus dibayar dengan penularan 50.000 kasus Covid-19 harian, rumah sakit yang penuh, dan oksigen yang kekurangan tidak terjadi lagi pada hari besar keagamaan nasional yang akan kita hadapi,” kata Oke dalam konferensi pers pelaksanaan Hari Ritel Nasional 2021, Rabu (10/11/2021).

Oke mengatakan, terdapat potensi lonjakan kasus pada akhir tahun yang bertepatan dengan momen Natal dan Tahun Baru. Karena itu, para pelaku usaha diminta berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

“Kita harus hati-hati. Penanganan pengendalian ini [memang] diseimbangkan dengan pelonggaran pelaksanaan perdagangan. Namun, tetap harus mengutamakan protokol kesehatan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi,” katanya.

Seiring dengan transformasi pola konsumsi masyarakat yang beralih ke sistem belanja daring, Oke menyampaikan dukungan agar usaha ritel bisa melanjutkan adaptasi digital. Hal itu sekaligus untuk mengurangi tekanan yang terjadi jika pandemi memburuk.

“Pemerintah sangat mendukung penyesuaian dan transformasi digital di sektor ritel, sehingga ketika ada gangguan tidak terlalu terpengaruh seperti sebelumnya,” kata Oke.

Kontribusi ekonomi digital sendiri mencapai 4 persen terhadap PDB Indonesia 2020. Namun, kontribusinya diperkirakan naik menjadi 18 persen pada 2030.

Sementara itu, survei penjualan eceran Bank Indonesia menunjukkan bahwa kinerja penjualan eceran mengalami kontraksi secara bulanan maupun tahunan pada September 2021.

Indeks penjualan riil (IPR) pada September 2021 tercatat sebesar 189,5 atau terkontraksi 1,5 persen secara bulanan dan turun 2,2 persen secara tahunan.

Meski demikian, Bank Sentral memperkirakan IPR pada Oktober 2021 memasuki fase ekspansi di angka 193,0. Seluruh kelompok diprediksi meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat yang didukung kelancaran distribusi di tengah pelonggaran PPKM dan penurunan kasus Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper