Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pulang dari Tanah Arab, Rombongan Jokowi Pulang Bawa Komitmen Investasi Rp637 Triliun

BKPM membagikan update terbaru bahwa total komitmen investasi dan kerja sama telah mencapai US$44,6 miliar atau Rp637,7 triliun.
Penandatanganan antara Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Air Products and Chemicals, and Chemicals, Inc (APCI) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil (kedua dari kiri) Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kanan) pada Kamis (4/11/2021), di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab/Istimewa
Penandatanganan antara Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan Air Products and Chemicals, and Chemicals, Inc (APCI) yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (kiri), Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil (kedua dari kiri) Lahadalia dan Menteri BUMN Erick Thohir (ketiga dari kanan) pada Kamis (4/11/2021), di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Akhirnya usai sudah lawatan Presiden Jokowi ketiga negara. Dari Roma hingga Abu Dhabi, Presiden Jokowi dan rombongan sukses besar.

Tak hanya mendapatkan perhatian dunia di forum besar, G20 dan COP26 Glasglow, Presiden mengantongi komitemen investasi jumbo dari persinggahannya di Uni Emirat Arab. Komiten pun juga mengalir dari pertemuan para menteri dan BUMN di tengah-tengah Expo 2020 Dubai.

Jika ditotal, menurut Sekretariat Negara (Setneg), lawatan presiden sukses menghasilkan komitmen bisnis dan investasi senilai US$32,7 miliar. Jumlah tersebut didapat dari 19 perjanjian kerja sama. 

Adapun, komitmen bisnis dan investasi tersebut antara lain kerja sama antara Indonesia Investment Authority (INA) dengan Abu Dhabi Growth Fund (ADG), INA dan DB World, floating solar panel antara Masdar dan Pertamina, refinery Balikpapan, manufaktur dan distribusi vaksin dan bio product.

Selain itu juga berbagai kesepakatan G42 dengan mitra di Indonesia, antara lain di bidang smart cities, telekomunikasi, pengembangan laboratorium genomic, dan lain sebagainya.

“Jika ditotal, maka nilai komitmen yang diperoleh sampai titik ini, dalam kunjungan ini, adalah US$32,7 miliar," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam keterangannya di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, Rabu (3/11/2021).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berharap nilai US$32,7 miliar yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas US$35 miliar. Dalam negosiasi perjanjian kerja sama, Bahlil menuturkan pemerintah fokus pada bidang hilirisasi.

"Kenapa hilirisasi? Salah satu visi besar Bapak Presiden pada poin kelima adalah tentang bagaimana membangun transformasi ekonomi di mana transformasi ekonomi wujudnya adalah nilai tambah dengan industrialisasi. Ini akan kita buat dan kita umumkan besok nanti,” ujar Bahlil.

Bahlil berharap, nilai US$32,7 miliar yang telah ada bisa didongkrak lagi menjadi paling tidak di atas US$35 miliar. Namun hasilnya, Minggu (7/11/2021), BKPM membagikan update terbaru bahwa total komitmennya telah mencapai US$44,6 miliar atau Rp637,7 triliun.

Dengan total komitmen investasi US$44,6 miliar, Bahlil menuturkan di dalamnya telah termasuk nilai investasi dari Nota Kesepahaman antara Kementerian Investasi/BKPM dengan Air Products dari Amerika Serikat senilai US$15 miliar. Dia menuturkan Uni Emirat Arab memiliki minat tersendiri akan pembangunan ibu kota baru Indonesia.

Berikut ini 15 perjanjian kerja sama dan kesepakatan strategis yang bisa dirangkum Bisnis dari lawatan Presiden Jokowi dan rombongan:

1. Nota Kesepahaman (MoU) antara Anwar Gargash Diplomatic Academy dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
2. Nota Kesepahaman (Mou) antara Bank Sentral Persatuan Emirat Arab dan Bank Indonesia mengenai kerja sama di bidang sistem pembayaran dan inovasi keuangan digital.
3. Nota Kesepahaman (Mou) untuk saling pengakuan sertifikat kelayakan untuk tingkat pelatihan, sertifikasi dan kerja shift untuk personel pelaut.
4. Nota Kesepahaman (Mou) antara Badan Kredit Ekspor UEA dan PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero).
5. Nota Kesepahaman (Mou) Kemitraan Strategis antara PT Garuda Indonesia dan Emirates Airlines, dilakukan.
6. Nota Kesepahaman (Mou) tentang Perjanjian Kerangka Kerja Investasi Bersama antara Indonesia Investment Authority (INA) dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG)
7. Perjanjian Aliansi Strategis Pengembangan Pelabuhan antara Indonesia Investment Authority (INA) dan DP World.
8. Perjanjian Kerjasama & Kemitraan Investasi Refinery Unit Balikpapan antara PT Kilang Pertamina Internasional - Mubadala Petroleum - Indonesia Investment Authority (INA).
9. Instrumen ratifikasi perjanjian untuk promosi dan perlindungan saling investasi.
10. Instrumen pengesahan perubahan perjanjian penghindaran pajak berganda.
11. Kesepakatan pertukaran catatan tentang amandemen Pengaturan Koridor Perjalanan Aman (Saling mengakui sertifikat PCR dan vaksin serta kerja sama antarplatform digital).
12. Kesepakatan Kerja Sama Pembangunan Proyek Floating Solar Panel antara Masdar dan Pertamina New Renewable Energy.
13. Nota Kesepahaman (Mou) antara Hayat Biotech dan Bio Farma.
14. Nota Kesepahaman (Mou) antara Smartfren Telcom dan PT Amara Padma Sehati dengan G42 Investments AI Holdings RSC Ltd.
15. Nota Kesepahaman (MoU) antara BKPM dan Air Products and Chemicals, Inc (APCI)

Sebelumnya, saat Presiden Jokowi bertemu dengan para investor di Glasgow di sela-sela KTT Pemimpin Dunia COP26, Indonesia juga mendapatkan komitmen investasi sebesar US$9,2 miliar. Sehingga jika ditotal dengan jumlah komitmen investasi yang didapat di PEA, jumlahnya mencapai US$41,99 miliar

Tidak hanya itu, negara arab lainnya, Qatar, menunjukkan minat besar untuk berinvestasi di Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengakui ada sejumlah pembahasan kerja sama investasi dengan Qatar saat berkunjung ke negara Timur Tengah tersebut.

Lembaga investasi Qatar Investment Authority (QIA) mengaku terkesan dengan potensi dan perkembangan bisnis di Indonesia, terutama di bidang pariwisata dan energi.

Erick menuturkan Qatar sangat terkesan dengan pembangunan yang terus dilakukan Indonesia selama beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

"Syukur Alhamdulillah pertemuan tadi menghasilkan sejumlah poin-poin penting, yang salah satunya minat QIA [Qatar Investment Authority] berinvestasi di bidang pariwisata, energi, dan lain-lain," ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis, Minggu (7/11/2021).

Di luar daftar di atas, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga mengatakan bahwa Al Khaleej Sugar Co., produsen terbesar gula di kawasan Timur Tengah dan lima besar dunia, berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

Dikutip dari Antara, Komitmen tersebut senilai US$2 miliar atau sekitar Rp28,68 triliun dalam pengembangan etanol di Indonesia.

“AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduksi bioetanol dan listrik dari biomassa,” kata Agus di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Minggu (7/11/2021).

Komitmen itu disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menteri Agus di Dubai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper