Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT COP26: Inggris Tegaskan Tindakan Nyata Kurangi Emisi Karbon

Boris Johnson juga blak-blakan menekan China yang kepala negaranya, Presiden Xi Jinping absen dalam pertemuan di Glasgow.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memberikan pidato resmi pertamanya setelah sembuh dari Covid-19/ Bloomberg - Simon Dawson

Bisnis.com, JAKARTA - Sebagai tuan rumah KTT COP26, Inggris mengingatkan kepada negara-negara bahwa mereka harus segera menyesuaikan tindakan terhadap janji mereka dalam melawan perubahan iklim, termasuk China sebagai kontributor polutan terbesar.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan dirinya sangat optimistis terhadap kemajuan pembicaraan COP26 PBB di Glasgow, Skotlandia. Secara khusus, Johnson menyebut India telah berjanji mengakhiri penebangan hutan serta negara-negara yang mengupayakan netralitas karbon yang mewakili hampir 90 persen emisi global.

"Komitmen itu akan 100 persen sia-sia jika janji yang dibuat di sini tidak diikuti dengan aksi nyata," tegas Johnson dalam konferensi pada Selasa seperti dikutip Bloomberg pada Rabu (3/11/2021).

Setidaknya ada empat area yang harus dicapai untuk mencapai progres dekarbonisasi, yakni menghapus batu bara dan mobil berbahan bakar fosil, meningkatkan pendanaan untuk bantuan iklim dan melindungi hutan.

Johnson juga blak-blakan menekan China yang kepala negaranya, Presiden Xi Jinping absen dalam pertemuan di Glasgow. Dia mengatakan, China harus meningkatkan ambisinya, apalagi mereka sendiri sudah memiliki rancangan untuk mengurangi gas rumah kaca hingga 2030.

"Ada perbedaan besar antara memuncakkan [target] emisi pada 2030 dari China dan memuncakkan hingga 2025. Jadi di situlah percakapannya," ujar Johnson.

Namun, itu bukan berarti China menghindari masalah perubahan iklim. Di tengah isu kelangkaan listrik yang menonaktifkan mesin industri di berbagai wilayah, pemerintah China telah berkomitmen untuk menghentikan pembangunan pembangkit listrik berbasis batu bara di luar negeri, seperti yang diungkapkan oleh Xi dalam Majelis Umum PBB pada September.

Kendati demikian, penurunan harga kontrak berjangka batu bara di China telah berhenti setelah 10 hari berturut-turut terkikis hingga setengahnya, mengikuti peningkatan produksi dan harga yang semakin stabil.

Produksi batu bara saat ini telah melebihi konsumsi pembangkit listrik selama 25 hari berturut-turut. Dengan demikian, persediaan juga telah meningkat hingga 36 persen sejak akhir September 2021. Kendati demikian, cuaca yang semakin dingin hingga pertengahan November 2021 otomatis akan meningkatkan permintaan listrik dan penggunaan pemanas.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden meluncurkan regulasi pengurangan emisi dari gas yang terperangkap. Dia juga mengumumkan bahwa hampir 100 negara telah berpartisipasi dalam penandatanganan penrjanjian AS-Uni Eropa dalam mengurangi emisi metana sebesar 30 persen hinggga 2030.

"Ini bukan sesuatu yang kita lakukan untuk sekedar melindungi lingkungan atau masa depan kita. [Ini untuk menciptakan kesempatan] kepada seluruh bangsa dalam menciptakan lapangan kerja dan juga membuat target pertemuan iklim ini sebagai bagian inti dari pemulihan ekonomi global," ucap Biden

Biden juga menginisiasi insentif pemotongan pajak tambahan bernilai miliaran dolar AS bagi pembangkit listrik tenaga batu bara yang memasang sistem penangkap karbon. Beleid baru yang akan dimasukkan ke dalam UU ekonomi Biden ini memberikan kredit pajak seniliai US$85 per metrik ton, meningkat dari tarif yang berlaku sebesar US$50 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper