Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Pelonggaran PPKM Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III/2021

Ekonom Bhima Yudhistira mengatakan pelonggaran PPKM bakal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2021. Apa penyebabnya?
Pengunjung berada di pusat perbelanjaan MargoCity, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021). Pemerintah Kota Depok kembali mengizinkan pusat perbelanjaan atau mall beroperasi mulai pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen serta wajib vaksin./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha
Pengunjung berada di pusat perbelanjaan MargoCity, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021). Pemerintah Kota Depok kembali mengizinkan pusat perbelanjaan atau mall beroperasi mulai pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen serta wajib vaksin./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan pelonggaran PPKM bakal mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2021.

Meski demikian, dia memprediksi ekonomi kuartal III/2021 bakal melambat jika dibandingkan dengan kuartal II/2021, yang melonjak hingga 7,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

"Saya perkirakan ekonomi kuartal III/2021 akan tumbuh di kisaran 3 persen [yoy]. Ada pemulihan konsumsi domestik di dorong oleh kelas menengah atas," jelas Bhima kepada Bisnis, Rabu (3/11/2021).

Seiring dengan pemulihan konsumsi, Bhima mengatakan kelas menengah bahwa menahan belanja sebab belum pulihnya pendapatan mereka selama pandemi Covid-19. 

Tidak hanya konsumsi, Bhima menyebut kinerja ekspor juga ikut menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021. Kinerja ekspor cukup positif dengan catatan surplus perdagangan yang tinggi pada September 2021 sebesar US$4.37 miliar. Tren surplus ini sudah berlangsung ke-17 kalinya.

Permintaan dari negara mitra dagang utama seperti China, Jepang dan Amerika Serikat (AS) menjadi kunci dari momentum ekspor. Harga komoditas juga melanjutkan tren booming dan akan menjadi angin segar bagi ekspor dalam jangka pendek, setidaknya sampai akhir 2021.

Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah masih belum memuaskan karena relatif lambat di beberapa pos anggaran seperti serapan anggaran kesehatan dan program perlindungan sosial.

"Pemerintah terkesan sengaja menahan pencairan anggaran khususnya stimulus PEN. Saya tidak banyak berharap serapan PEN mungkin hanya bisa 80 persen saja sama dengan serapan tahun sebelumnya," jelas Bhima.

Menurutnya, sisi lapangan usaha, sektor pendidikan, kesehatan dan informasi telekomunikasi masih akan menjadi leading sector (sektor utama) sepanjang kuartal III/2021.

Sektor jasa infokom dan pendidikan sekaligus terdorong sebab penggunaan internet yang tinggi karena pembelajaran sebagian besar dilakukan secara daring, dan perusahaan masih memberlakukan work from home (WFH).

"Sektor pendidikan secara musiman memang lebih tinggi khususnya Juli-Agustus karena berkaitan tahun ajaran baru sekolah," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper