Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Xi Jinping, Harga Batu Bara Global Ambrol Mendekati Normal

Pihak berwenang China menekan produsen batu bara untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga.
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id
Aktivitas pemindahan muatan batu bara dari tongkang ke kapal induk dengan floating crane./indikaenergy.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara termal di bursa ICE Newcastle terjun bebas menyusul intervensi pemerintah China terhadap pengusaha tambang batu bara di negara itu.

Harga batu bara pada Jumat (29/10/2021) dibuka dengan harga US$160 per metrik ton. Bursa sempat mencatat penurunan terendah hingga US$148 per metrik ton meski ditutup pada harga US$150,90 per metrik ton.

Harga komoditas itu terjun bebas hingga 17,80 poin dari penutupan hari sebelumnya yakni US$168,70 per metrik ton untuk kontrak Desember 2021.

Sementara itu untuk kontrak November 2021, harga batu bara juga ambrol hingga 17,45 poin menjadi US154,90 per metrik ton. Harga ini turun cukup tajam dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya yakni US$172,35 per metrik ton.

Intervensi China Dilansir Bloomberg, pemerintah China melakukan intervensi terhadap perusahaan tambang di negara itu. Mereka diperintahkan untuk meningkatkan produksi sekaligus menurunkan harga emas hitam di dalam negeri.

Intervensi ini dilakukan Presiden Xi Jinping untuk meredakan krisis energi yang telah melanda negara itu selama hampir dua bulan terakhir.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, badan perencanaan ekonomi utama China menyebutkan bahwa biaya produksi untuk penambang batu bara jauh lebih rendah daripada harga di pasar spot. Hal ini mengindikasikan tarif dapat terus ditekan.

Badan tersebut mengutip hasil awal dari survei perusahaan-perusahaan utama di semua wilayah penghasil batu bara.  Tercatat, kontrak batubara termal paling aktif di Zhengzhou Commodity Exchange turun 7,5 persen pada hari Jumat menjadi 973 yuan atau $152 per ton, penutupan terendah sejak 10 September.

Kemudian, kontrak berjangka juga telah merosot 47 persen sejak mencapai rekor pada 19 Oktober. Hqrga batu bara Yanzhou Coal Mining Co turun 1 persen dan China Coal Energy Co turun 2,5 persen di Hong Kong.

Pihak berwenang China menekan produsen batu bara untuk meningkatkan produksi dan menurunkan harga guna membantu mengatasi pasokan bahan bakar yang ketat hingga memicu kelangkaan pasokan energi.

Badan itu juga sedang mempertimbangkan untuk membatasi harga batu bara. Menurut mereka, penambang dapat menjual batu bara termal dengan tertentu untuk mengurangi tekanan pada produsen listrik.

China juga mendesak para penambang untuk mengirimkan sekitar 100 juta ton bahan bakar tambahan pada akhir tahun untuk membantu memenuhi permintaan musim dingin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper