Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sempat Terkontraksi, Harga Batu Bara Kembali Moncer

Harga komoditas batu bara di bursa ICE Newcastle kembali mengalami penguatan setelah sempat turun pada akhir pekan lalu.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas batu bara di bursa ICE Newcastle kembali mengalami penguatan setelah sempat turun pada akhir pekan lalu.

Harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontrak Desember 2021 berada di angka US$195,45 per metrik ton pada Senin (25/10/2021). Harga itu naik sekitar 14,45 poin dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (22/10/2021), batu bara mengalami penurunan harga, yakni berada di US$181 per metrik ton. Angka itu turun cukup dalam dari rekor sebelumnya di US$272 per metrik ton pada 5 Oktober 2021.

Sementara itu untuk kontrak Oktober 2021, bursa ICE Newcastle mencatatkan koreksi sekitar 4 poin menjadi U$226 per metrik ton dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya US$230 per metrik ton.

Meski turun, harga batu bara masih cukup menjanjikan seiring dengan krisis ekonomi yang terjadi di sejumlah negara. Beberapa di antaranya, seperti Eropa, China, dan India.

Persiapan musim dingin di negara belahan utara menyebabkan permintaan energi masih cukup tinggi. Bahkan, beberapa negara dengan komitmen pengguna energi bersih mulai kembali mengoperasikan pembangkit listrik berbasis batu bara, seperti Inggris dan Kanada.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Suryo Eko Hadianto memproyeksikan harga Batu bara akan tetap tinggi hingga 2022. Kondisi tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor utama.

Saat paparan kinerja perusahaan pada triwulan III/2021, Suryo Eko menyebutkan bahwa fluktuasi harga batu bara tetap terjadi, namun dengan nilai yang terbilang kecil.

“Harga 2022, kami cukup optimistis masih boleh dikatakan tergolong tinggi, walaupun tidak setinggi saat ini,” katanya, Senin (25/10/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper