Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berat! Realisasi Lifting Migas Baru Mencapai 96 Persen

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi sampai dengan periode kuartal III/2021 masih di bawah target yang ditetapkan sepanjang tahun ini.
Ilustrasi./Reuters
Ilustrasi./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK migas) mencatat realisasi produksi siap jual atau lifting minyak dan gas bumi sampai dengan periode kuartal III/2021 masih di bawah target yang ditetapkan sepanjang tahun ini.

Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, realisasi lifting minyak sepanjang Januari–September 2021 mencapai 661.100 barel per hari (bopd), atau hanya 93,8 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN 2021 sebesar 705.000 bopd.

Realisasi itu bahkan lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu sebesar 706.700 bopd.

Sementara itu, realisasi lifting gas bumi per kuartal III/2021 adalah 5.481 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), atau hanya 97,2 persen dari target APBN 2021 sebesar 5.638 MMscfd.

Dari situ, total lifting minyak dan gas bumi sepanjang 9 bulan pertama tahun ini telah mencapai 1,63 juta barel setara minyak per hari (boepd) atau 95,8 persen dari target dalam APBN 2021 sebesar 1,71 boepd.

Realisasi pada periode tersebut masih lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2020, yakni 1,68 boepd.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa kinerja lifting migas Indonesia masih dalam kondisi yang berat untuk mengejar kenaikan produksi. Pasalnya, sejumlah lapangan migas saat ini tengah mengalami penurunn produksi.

“Di Cepu memang kami menghadapi kondisi di mana titik puncaknya ini sudah mulai ada penurunan, karena adanya water float. Pertamina Hulu Rokan hari-hari ini masih cukup struggle untuk bisa menutup, dan tidak melakukan pengeboran sama sekali tahun lalu,” katanya dalam paparan yang digelar pada Selasa (19/10/2021).

Dwi menuturkan, sampai dengan akhir tahun nanti outlook lifting minyak dan kondesat bisa mencapai 665.000 bopd.

Upaya penambahan lifting akan didapat dari optimasi produksi sebesar 3.000 bopd, pengeboran dan workover 500 bopd, teknologi produksi dan debottlenecking 500 bopd, pengurasan stok 1.800 bopd, serta crashed program 1.600 bopd.

Dalam kesempatan itu, Dwi juga memaparkan outlook lifting gas bumi sampai dengan Desember tahun bisa mencapai 5.529 MMscfd dengan penambahan dari optimasi penyerapan sebesar 55 MMscfd, dan 20 MMscfd dari optimasi operasi.

“Capaian lifting memang still hard time for us untuk menghadapi kondisi yang ada dengan visi kita untuk bisa coba tingkatkan. Nanti kita lihat apa saja yang kita alami, dan mudah-mudahan bisa kita perbaiki,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper