Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi Eropa, Harga Berjangka Gas Melambung hingga 100 Euro

Harga berjangka gas melonjak hingga 100 euro untuk megawatt-hour, sebelum turun tipis 0,7 persen menjadi 97 euro pada siang harinya di Amsterdam. Harga berayun antara keuntungan dan kerugian karena pedagang mempertimbangkan potensi pembatasan permintaan.
Pengunjung memadati kawasan Le Vieux Port di Marseille, Prancis pada Rabu (12/8/2020)./Bloomberg-Jeremy Suyker
Pengunjung memadati kawasan Le Vieux Port di Marseille, Prancis pada Rabu (12/8/2020)./Bloomberg-Jeremy Suyker

Bisnis.com, JAKARTA - Harga berjangka gas Eropa melonjak hingga ke level 100 euro setelah China meminta perusahaan energi milik negara untuk mengamankan pasokan pada musim dingin.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (1/10/2021), dalam gejolak perdagangan, harga berjangka naik sebesar 2,3 persen pada Jumat. Permintaan China telah memanaskan pertarungan untuk mendapatkan gas alam atau LNG dan kargo batu bara seiring dengan jalur pipa ke Jerman melalui Rusia terganggu.

Kenaikan harga energi terjadi di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia seiring dengan kembali aktifnya perekonomian dari penyebaran virus Covid-19. Eropa saat ini tengah berjuang untuk mengamankan persediaan gas dan batu bara untuk musim dingin ketika harga melonjak.

Raksasa industri produsen pupuk CF Industries hingga Yara International ASA dan raksasa bahan kimia BASF SE bahkan telah menutup pabriknya untuk mengurangi output.

Bahkan, Prancis telah memblokir kenaikan tarif harga gas yang telah diregulasi dan memangkas pajak pada listrik, kata Perdana Menteri Jean Castex pada stasiun televisi TF1.

"Gejolak perdagangan telah memperlihatkan bahwa tidak ada yang tahu seberapa tinggi harga gas bisa naik, tetapi kita pasti akan ikut dalam proses yang sulit ini," kata Niek van Kouteren, trader senior PZEM, perusahaan energi Jerman

Menurutnya, jika pemerintah turun tangan dan mensubsidi harga gas, seperti yang diumumkan Prancis kemarin, tidak mungkin permintaan akan turun.

Harga berjangka gas melonjak hingga 100 euro untuk megawatt/hour, sebelum turun tipis 0,7 persen menjadi 97 euro pada siang harinya di Amsterdam. Harga berayun antara keuntungan dan kerugian karena pedagang mempertimbangkan potensi pembatasan permintaan karena lebih banyak pabrik tutup dan mengurangi produksi.

Fasilitas penyimpan gas Eropa hanya terisi sekitar 75 persen, level terendah pada tahun ini sepanjang satu dekade terakhir. Penarikan persediaan biasanya dilakukan pada akhir bulan, tergantung pada cuaca. Sejauh ini, suhu di Eropa bagian barat laut diperkirakan sebagian besar berada dalam norma musiman pada Oktober.

“[Harga] gas bisa naik setinggi mungkin untuk melumpuhkan permintaan. Pada beberapa industri Eropa, gas menjadi terlalu mahal. Untuk beberapa, termasuk kami, yang memiliki pemanas gas di rumah, mungkin [harga] bisa jauh lebih tinggi sebelum ada keputusan untuk mematikannya.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper