Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi Eropa Merembet ke Bagian Utara

Harga listrik di negara Nordik telah tercatat naik lima kali lipat pada September dibandingkan dengan setahun yang lalu. Dampaknya, pabrik dan penambang langsung terpukul.
Norwegia/News.com.au
Norwegia/News.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Kelangkaan energi di Eropa telah menyebar ke bagian utara, terutama di negara-negara Nordik. Hal ini juga diperparah dengan krisis air di wilayah tersebut.

Harga listrik di negara Nordik telah tercatat naik lima kali lipat pada September dibandingkan dengan setahun yang lalu. Dampaknya, pabrik dan penambang langsung terpukul.

Sudut utara Eropa tidak dapat terhindar dari dampak kelangkaan gas alam dan batu bara global. Pada saat yang sama, cadangan air berkurang sehingga mengganggu sumber listrik terpenting di kawasan itu.

Contohnya Swedia yang mengandalkan pabrik berusia 52 tahun untuk membakar minyak agar dapat menghidupkan lampu dan kegiatan manufaktur lokal. Mereka berusaha meyakinkan pengguna industri untuk menghemat energi saat cuaca dingin semakin dekat.

"Reservoir hidro di Nordik yang rendah dan tingkat penyimpanan gas Eropa yang juga rendah menciptakan badai yang sempurna, [ditambah] dengan harga batu bara dan karbon yang tinggi," kata Mats Persson, kepala perdagangan di Fortum Oyj, seperti dikutip dari Bloomberg pada Minggu (3/10/2021).

Saat ini, tingkat ketersediaan air di Norwegi - negara yang mayoritas pembangkit listriknya didukung tenaga air - telah mencapai yang terendah selama satu dekade terakhir pada tahun ini. Kendati hujan terjadi dalam beberapa hari terakhir, situasi di bagian barat daya Norwegia semakin buruk.

Operator sistem tenaga listrik plat merah di Norwegia, Statnett SF telah memperingatkan bahwa indikator keseimbangan listrik telah mencapai level 2, sementara level 5 berarti harus dilakukan penjatahan.

Wilayah Eropa bagian utara ini memiliki kapasitas reservoir terbesar yang terhubung ke Jerman dan Denmark, serta jaringan baru ke Inggris. Tingkat keterisian reservoir tercatat sebesar 52,3 persen pada 20 September. Angka tersebut menjadi yang terendah sejak 2006. Hal ini memicu kekhawatiran semakin menurunnya tingkat reservoir pada musim gugur.

“Biasanya reservoir terisi pada saat ini, tetapi pada Agustus dan September kami mencatat [banyak] panas dan curah hujan yang sangat sedikit,” kata Anders Gaudestad, Wakil Presiden Eksekutif Manajemen Daya Agder Energi.

Kepala Analis StormGeo Nena AS Sigborn Seland mengatakan Inggris dan Irlandia menjadi negara yang paling terdampak akibat kelangkaan gas dan listrik akibat tidak ada air yang cukup.

"Gagasan kami menjadi baterai ramah lingkungan bagi Eropa sepertinya tidak akan berhasil pada musim dingin ini,” kata Andre Gustavsson, analis Skelleftea Kraft AB. Menurutnya, skenario terburuk dari kelangkaan energi di Eropa akan memukul pertumbuhan ekonomi karena perusahaan mulai membatasi produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper